Back to top

Sabbath Bible Lessons

Hubungan Orang Kristen

 <<    >> 
Sabat, 24 Juni, 2017 Pelajaran 13
Kewajiban Kita kepada Pemerintah “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Tuhan apa yang wajib kamu berikan kepada Tuhan.” (Matius 22:21).
Bacaan Dianjurkan:   Testimonies, vol. 6, pp. 394–397; 
  Ibid., vol. 9, pp. 232–244. 
“Pengaruh orang Kristen sejati, yang menyebar untuk penyelesaian pekerjaan yang Tuhan telah tentukan, adalah agen berharga, dan itu tak boleh disatukan dengan politik, atau disatukan dalam persekutuan dengan orang-orang yang tak percaya. Tuhan harus menjadi pusat penarikan.”—Fundamentals of Christian Education, pp. 483, 484.

1. ORANG KRISTEN DAN NEGARA Minggu 18 Juni
a. Apa yang harus menjadi sikap umat Tuhan kepada pemerintah sipil? Roma 13:1–4; 1 Petrus 2:13, 14, 17; Titus 3:1. Apa yang kita harus lakukan ketika hukum Tuhan disingkirkan oleh para penguasa dunia ini? Kisah 4:19. “Aku melihat bahwa adalah kewajiban kita dalam tiap kasus untuk menuruti undang-undang negara kita, kecuali undang-undang negara bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi yang Tuhan ucapkan dengan suara nyaring dari Sinai, dan setelah itu diukir pada batu dengan jariNya sendiri.”—Testimonies, vol. 1, p. 361. b. Apa yang akan menjadi kondisi dari masyarakat kita jika kondisi masyarakat dikekang oleh hukum Tuhan? Yesaya 48:18; 32:17. “Dalam kesesuaian dengan persyaratan Tuhan ada kuasa mengubahkan yang membawa damai dan kehendak baik diantara manusia. Jika ajaran firman Tuhan dijadikan pengaruh yang mengendalikan dalam kehidupan tiap pria dan wanita, jika pikiran dan hati dibawa ke dalam kuasanya yang mengendalikan; maka kejahatan-kejahatan yang sekarang ada dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat tak akan mendapat tempat.”—Para Nabi dan Raja, hal. 192.

2. MENJADI BAGIAN DARI KERAJAAN TUHAN Senin 19 Juni
a. Walau kita disini adalah warga dunia dan tunduk kepada para penguasa yang ditetapkan oleh Tuhan, dimana kewarganegaraan terutama kita? Filipi 3:20. Apa yang Yesus katakan tentang kerajaanNya? Yohanes 18:36; Lukas 17:21. “Kerajaan Tuhan dimulai dari dalam hati.”—Kerinduan Segala Zaman, hal. 506. b. Bagaimana kita sebagai orang Kristen akan menghidupkan prinsip-prinsip kerajaan Tuhan sementara kita berada di bumi ini? Yohanes 3:5; 1:12, 13; Markus 1:14, 15. “Bukan oleh keputusan majelis pengadilan atau majelis atau dewan perwakilan rakyat, bukan oleh mengikuti orang-orang besar di dunia ini, sehingga kerajaan Kristus didirikan, tapi oleh menanamkan sifat Kristus pada umat manusia melalui pekerjaan Roh Kudus. 'Siapa saja yang menerimaNya, kepadanya Ia berikan kuasa untuk menjadi anak-anak Tuhan, yaitu mereka yang percaya pada namaNya; yang dilahirkan, bukan dari darah, juga bukan dari kehendak daging, juga bukan dari kehendak manusia, tapi dari Bapa.' Yohanes 1:12, 13. Disinilah satu-satunya kuasa yang bisa bekerja untuk meluhurkan umat manusia. Dan agen manusia untuk penyelesaian pekerjaan ini adalah pengajaran dan mempraktekkan firman Tuhan.”—Ibid., hal. 509, 510. c. Apa lagi yang kita tahu tentang sifat kerajaan Tuhan? Mazmur 145:13; 2 Petrus 1:11. Bagaimana ini mempengaruhi cara Yesus memperlakukan pemerintahan duniawi? “Pemerintahan dimana Yesus hidup adalah korup dan menindas; dimana-mana ada tangisan karena penyelewengan,—pemerasan, tiada toleransi, dan kekejaman parah. Namun sang Juruselamat tidak menyerang penyelewengan bangsa, juga tidak menyalahkan musuh-musuh bangsa. Ia tak turut campur dengan penguasa atau administrasi dari mereka yang berkuasa. Ia yang adalah teladan kita menjauh dari pemerintahan duniawi. Bukan karena Ia tak peduli pada kesengsaraan manusia, tapi karena obatnya tak terdapat hanya pada ukuran manusia dan lahiriah. Agar tepat guna, penyembuhannya mesti menjangkau manusia secara pribadi, dan mesti membaharui hati.”—Ibid., hal. 509.

3. ORANG KRISTEN, SEBUAH MODEL WARGA NEGARA Selasa 20 Juni
a. Apa kata-kata Yesus yang kadang disalahtafsirkan sebagai menunjukkan bersumpah? Matius 5:34–37. Jadi, tentang apakah, Yesus sebenarnya sedang menunjukkan? “Aku melihat bahwa kata-kata dari Tuhan kita, 'Jangan bersumpah sama sekali,' tidak menyentuh sumpah di pengadilan. 'Hendaklah perkataanmu Ya, katakan Ya; atau Tidak, katakan tidak: karena apapun yang lebh dari ini datang dari si jahat.' Ini mengacu kepada percakapan biasa. Sebagian orang melebih-lebihkan dalam bahasa mereka. Sebagian bersumpah demi nyawanya sendiri; orang lain bersumpah demi kepalanya—selama mereka hidup; pasti mereka punya sebuah kepala. Sebagian orang bersumpah demi langit dan bumi untuk menyaksikan bahwa hal-hal demikian adalah demikian. Sebagian orang berharap bahwa Tuhan akan membinasakan mereka jika apa yang mereka katakan adalah tidak benar. Adalah bersumpah jenis biasa ini yang Yesus amarkan pada murid-muridNya. . . .“Aku ditunjukkan bahwa ketika sebenarnya diharuskan, dan mereka dipanggil untuk bersaksi secara sah, itu bukanlah pelanggaran firman Tuhan bagi anak-anakNya untuk secara khidmat meminta Tuhan untuk menyaksikan bahwa apa yang mereka katakan adalah kebenaran, dan tiada apapun selain kebenaran.”—Testimonies, vol. 1, pp. 201, 202. b. Apa yang harus menjadi sikap kita terhadap partisipasi dalam politik? Mengapa? 1 Timotius 2:1–3; Ibrani 11:13. Mengapa kita tak bisa memilih untuk partai politik? “Tuhan ingin umatNya menguburkan masalah-masalah politik. Mengenai judul-judul politik berdiam diri adalah kefasihan berbicara. . . . Kita tak bisa dengan aman memilih bagi partai politik; karena kita tidak tahu siapa yang kita sedang pilih. Kita tak bisa dengan aman ambil bagian dalam rancangan politik apapun.”—Fundamentals of Christian Education, p. 475. c. Mengapa kita harus bayar pajak? Matius 22:21; Roma 13:7. “Sambil memegang di tanganNya mata uang logam Romawi, diatas mana distempel nama dan gambar Kaisar, [Kristus] menyatakan bahwa karena mereka sedang hidup dibawah perlindungan kuasa Romawi, maka mereka harus memberikan kepada kuasa itu dukungan yang ia minta, selama itu tak bertentangan dengan kewajiban yang lebih tinggi. Tapi sementara secara damai patuh kepada undang-undang negara, mereka harus pada sepanjang waktu memberikan kesetiaan pertama mereka kepada Tuhan.”—Kerinduan Segala Zaman, hal. 602.

4. WARGA NEGARA PENDAMAI, TAAT-HUKUM Rabu 21 Juni
a. Hingga tingkat apa kita harus suka damai dengan orang lain? Matius 5:9; Roma12:18. “Adalah tidak bijaksana untuk terus mencari-cari salah dengan apa yang dilakukan oleh penguasa pemerintah. Bukan pekerjaan kita untuk menyerang orang-orang atau lembaga-lembaga.. . . Pekerjaan kita adalah untuk menyiapkan satu umat untuk berdiri pada hari besar Tuhan. . . .“Kita harus mencabut dari tulisan-tulisan dan ucapan-ucapan kita tiap pernyataan yang, diambil dari pernyataan itu, yang dapat disalahtafsirkan sehingga membuatnya kelihatan melawan hukum dan ketertiban. Segala sesuatu harus hati-hati dipertimbangkan, supaya kita tidak menempatkan diri kita sendiri dalam catatan sebagai mendorong ketaksetiaan kepada negara kita dan undang-undang negara. Kita tak diminta untuk menentang penguasa. Akan datang waktunya ketika, karena pembelaan kita pada kebenaran Alkitab, kita akan diperlakukan sebagai para pengkhianat; tapi hendaklah waktu itu jangan dipercepat oleh gerakan-gerakan yang tidak bijaksana yang membangkitkan permusuhan dan pertengkaran.”—Testimonies, vol. 6, p. 394. b. Dengan cara-cara apa para pengikut Kristus bisa mempromosikan perdamaian? Roma 12:19–21; 1 Petrus 3:8–11. Bagaimana kita harus bersikap kepada saudara-saudari kita? Matius 7:12. “Hargailah suatu penghormatan tinggi bagi keadailan dan kebenaran, dan bencilah semua kekejaman dan penindasan. Lakukan pada orang lain seperti kamu akan ingin mereka lakukan kepadamu. Tuhan melarangmu untuk menguntungkan dirimu, sambil merugikan orang lain.”—The SDA Bible Commentary [E. G. White Comments], vol. 7, p. 942. c. Jadi mengapa kita juga tidak pergi berperang? Yohanes 18:36; Matius 26:51, 52; Lukas 9:56. Apa posisi yang diberikan kepada utusan Tuhan mengenai Perang Sipil di Amerika Serikat? “Aku ditunjukkan bahwa umat Tuhan, sebagai harta istimewaNya, tak bisa terlibat dalam perang yang membingungkan ini, karena perang ini menentang tiap prinsip iman mereka. Dalam ketentaraan mereka tak bisa menuruti kebenaran dan pada waktu yang sama menuruti persyaratan komandan mereka. Akan ada pelanggaran hati nurani yang terus-menerus. Orang-orang duniawi diatur oleh prinsip-prinsip duniawi. Mereka tak bisa menghargai orang lain. Kebijakan duniawi dan pendapat umum merupakan prinsip tindakan yang memerintah mereka. . . . Tapi umat Tuhan tak bisa diperintah oleh motif-motif ini.”—Testimonies, vol. 1, p. 361.

5. BAGAIMANA MENGHADAPI KETIDAKADILAN Kamis 22 Juni
a. Bagaimana kita harus bersikap pada mereka yang memperlakukan kita secara tak adil, bahkan oleh pemerintah? Roma 12:19; Kolose 4:6; Efesus 4:29. “Biarlah Tuhan yang memiliki persoalan mengenai menyalahkan pemerintah dan penguasa sepenuhnya di tangan pengaturanNya. Dalam kelembutan dan kasih marilah kita sebagai pengawal yang setia membela prinsip-prinsip kebenaran sebagaimana kebenaran ada pada Yesus.”—Testimonies, vol. 6, p. 397.“Ketika Kristus dan surga adalah tema perenungan, percakapan akan memberikan bukti dari fakta ini. Pembicaraan akan dibumbui dengan kasih karunia, dan pembicara akan menunjukkan bahwa ia sedang memperoleh pendidikan di sekolah dari Guru surgawi.”—Counsels to Parents, Teachers, and Students, p. 443.“Kata-kata yang ramah adalah seperti embun dan hujan lembut kepada jiwa.”—Pelayan Injil, hal. 122. b. Bagaimana kita harus mengikuti teladan Yesus dalam melayani orang lain ketika menghadapi undang-undang yang meminta kita untuk beribadah pada hari Minggu? Kisah 10:38. “Ketika kita membaktikan hari Minggu untuk pekerjaan penginjilan, cambuk akan diambil dari tangan-tangan orang-orang fanatik yang sewenang-wenang yang akan sangat senang merendahkan orang-orang Advent hari-Ketujuh. Ketika mereka melihat bahwa kita menggunakan diri kita pada hari Minggu untuk mengunjungi orang-orang dan membuka Alkitab kepada mereka, mereka akan tahu bahwa adalah tak berguna bagi mereka untuk mencoba menghalangi pekerjaan kita dengan membuat undang-undang hari Minggu.”—Testimonies, vol. 9, pp. 232, 233.

PERTANYAAN ULANGAN PRIBADI Jumat 23 Juni
1. Apa kewajiban kita terhadap undang-undang negara kita? 2. Mengapa Yesus menjauh dari pemerintahan duniawi? 3. Untuk apa kita tak boleh memilih [partai politik]—dan mengapa? 4. Mengapa kita tak boleh mengkritik penguasa pemerintah? 5. Bagaimana kita bisa bersaksi secara positif melalui pembicaraan kita? Bagaimana ini terlalu sering dilakukan secara negatif?
 <<    >>