Min
, 27 Apr
1. SATU JEBAKAN PADA YESUS
a. Sementara Yesus sedang mengajar di bait suci, apa yang para ahli hukum taurat dan kaum Farisi lakukan? Yohanes 8:2-3.
“[Kristus] segera diinterupsi. Sekelompok orang Farisi dan ahli hukum taurat men-dekati Dia, sambil mereka menyeret seorang perempuan yang ketakutan, yang dengan suara-suara, yang keras, sungguh-sungguh mereka tuduh telah melanggar perintah ketujuh.”—The Desire of Ages, p. 460.
b. Dengan menunjukkan hormat yang tampaknya besar pada hukum, apa pertanyaan yang orang Farisi arahkan pada Kristus—dan apa niat mereka sebenarnya? Yohanes 8:4–6 (bagian pertama).
“Penghormatan mereka yang pura-pura menyelubungi rencana jahat untuk ke-binasaanNya. Mereka telah mengambil kesempatan ini untuk mengamankan huku-man padaNya, sambil berpikir bahwa apapun keputusan yang Dia bisa ambil, mereka akan mendapat kesempatan untuk menuduh Dia. Sekiranya Dia membebaskan per-empuan ini, maka Dia dapat dituduh menghina hukum Musa. Sekiranya Dia menya-takan bahwa perempuan ini layak dihukum mati, maka Dia dapat dituduh pada kaum Romawi sebagai seorang yang mengambil kuasa yang hanyalah milik mereka.”—Ibid., pp. 460, 461. 26
Sen
, 28 Apr
2. GAMBARAN SEBENARNYA DISINGKAPKAN
a. Bagaimana Yesus menanggapi kepalsuannya kaum Farisi? Yohanes 8:6 (bagian akhir).
“Yesus memandang sesaat pada kejadian ini—si korban yang gemetar dan malu, para pe-jabat gereja Yahudi yang berwajah-keras, tanpa bahkan belas kasihan manusia. RohNya yang suci tak bernoda menghindari pemandangan ini. Dia tahu benar untuk maksud apa kasus ini dibawa kepadaNya. Dia membaca hati, dan tahu karakter dan sejarah kehidupan dari setiap orang di hadapanNya. Orang-orang ini yang mestinya menjadi para penjaga keadilan mereka sendiri telah memimpin korban mereka korban mereka ke dalam dosa, agar mereka daapt meletakkan satu jebakan bagi Yesus. Sambil tidak memberi tanda bah-wa Dia mendengar pertanyaan mereka, Dia membungkuk, dan memusatkan mataNya ke tanah, lalu mulai menulis di debu tanah.”—The Desire of Ages, p. 461.
b. Bagaimana Yesus menunjukkan bahwa para penuduh sendiri bukannya tanpa dosa—dan apa yang mereka kemudian lakukan? Yohanes 8:7–9.
“Para penuduh telah dikalahkan. Sekarang, pakaian pura-pura suci mereka dirobek dari mereka, mereka berdiri, bersalah dan terhukum, di hadapan Yang Maha Suci Tak Terbatas. Mereka gemetar agar kejahatan yang tersembunyi dalam hidup mereka tidak akan dibukakan di hadapan banyak orang; dan satu persatu, dengan kepala tertunduk dan mata melihat ke bawah, mereka diam-diam pergi, membiarkan korban mereka dengan Ju-ruselamat yang berbelas kasihan.”—Ibid.
c. Pada umumnya, apa yang kita semua harus pelajari dari kata-kata Yesus kepada para penuduh? Lukas 6:42.
“Ada mereka yang premature dalam kerinduan mereka untuk membaharui hal-hal yang bagi mereka kelihatan salah. Mereka pikir bahwa mereka harus dipilih untuk menggantikan tempat dari orang-orang yang telah berbuat kesalahan. Mereka meremehkan apa yang para pekerja ini telah lakukan sementara mereka terus melihat dan terus mengkritik. Melalui perbuatan mereka mereka berkata: ‘Saya bisa melakukan hal-hal hebat. Saya bisa memajukan pekerjaan ini dengan sukses sepenuhnya.’ Kepada mereka yang berpikir bah-wa mereka tahu begitu baik untuk menghindari kesalahan, saya diinstruksikan untuk ber-kata: ‘Jangan menghakimi saudaramu, agar kamu tidak dihakimi.’ Matius 7:1. Kamu mungkin menghindari kesalahan-kesalahan dalam beberapa point, tapi pada hal-hal lain kamu cenderung untuk membuat kesalahan-kesalahan besar, yang akan sangat sulit untuk diperbaiki dan yang akan membawa kekacauan dalam pekerjaan ini. Kesalahan-kesalahan ini bisa berbuat lebih merugikan daripada kesalahan-kesalahan yang saudara-saudaramu telah buat.”—Testimonies for the Church, vol. 7, p. 279.
Sel
, 29 Apr
3. SEBUAH AKSI YANG TAK TERDUGA
a. Apa pertanyaan yang Yesus tanya pada perempuan ini setelah para penu-duhnya pergi—dan bagaimana caraNya menangani situasi ini mempengaruhi hidupnya? Yohanes 8:10, 11.
“Si perempuan telah berdiri di hadapan Yesus, dengan meringkuk ketakutan. Kata-kataNya, ‘Dia yang tidak berdosa di antara kamu, biarlah dia yang pertama melemparkan batu,’ telah datang padanya seperti satu hukuman mati. Dia tidak berani mengangkat matanya ke arah wajah Dia, tapi terdiam menanti nasibnya. Dengan heran dia melihat para penuduhnya pergi diam-diam membisu dan kebingungan; kemudian kata-kata harapan turun pada telinganya, ‘Aku pun tidak menghukum engkau: pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi.’ Hatinya meleleh, dan, seraya tersungkur di kaki Yesus, dia tersedu-sedu menyampaikan kasihnya yang penuh syukur terima kasih dan dengan air mata terisak-isak dia mengakui dosa-dosanya.
“Ini baginya adalah awal hidup baru, hidup suci dan damai, diabdikan pada Tuhan. Dalam mengangkat jiwa yang telah jatuh ini, Yesus melakukan mujizat yang lebih besar daripada dalam penyembuhan penyakit fisik yang paling parah; Dia menyembuhkan sakit rohani yang bisa kematian kekal. Perempuan yang menyesali dosanya ini menjadi salah satu dari para pengikutNya yang paling teguh. Dengan kasih yang mengorbankan diri dan pengabdian dia menunjukkan syukurnya atas belas kasihan Dia yang mengampuni dosanya. Pada perempuan yang bersalah ini orang dunia hanya bisa menghina dan mencemooh, tapi Satu Pribadi yang Tak Berdosa berbelas kasihan pada kelemahannya dan mengulurkan tangan pertolongan padanya. Sementara orang-orang Farisi yang pura-pura mencela, Yesus memintanya, ‘Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi.’ ”—The Ministry of Healing, p. 89.
“Dalam tindakanNya mengampuni perempuan ini dan memberanikannya untuk hidup yang lebih baik, karakter Yesus bersinar dalam keindahan kebenaran sempurna. Sementara Dia tidak meringankan dosa, juga tidak mengurangi rasa bersalah, Dia tidak berupaya menghukum, tapi menyelamatkan. Orang dunia hanya punya hinaan dan cibiran pada per-empuan yang bersalah ini; tapi Yesus mengucapkan kata-kata hiburan dan harapan.”—The Desire of Ages, p. 462.
b. Terangkan efek dari kasih karunia Kristus yang menyelamatkan. Lukas 7:37–40, 47, 48.
“Yesus tahu keadaan tiap jiwa. Makin besar kesalahan orang berdosa, dia makin perlu Ju-ruselamat. Hati kasih ilahiNya dan simpatiNya sangat tertarik pada semua khususnya orang yang paling tiada harapan yang terjerat dalam jebakan musuh. Dengan darahNya sendiri Dia telah menandatangani kertas surat kemerdekaan umat manusia.”—The Ministry of Healing, pp. 89, 90. 28
Rab
, 30 Apr
4. HIBURAN DISEBARKAN
a. Apa yang harus menandai sikap kita, khususnya dalam hubungan dengan orang lain—dan hanya dengan bagaimana ini bisa terjadi? 2 Korintus 1:3–5.
“Keadaan hanya sedikit saja yang berhubungan dengan pengalaman jiwa. Adalah roh yang dihargai yang memberikan warna pada semua tindakan kita. Orang yang berdamai dengan Tuhan dan sesamanya manusia tidak bisa dibuat menjadi menyed-ihkan. Iri hati tak aka nada dalam hatinya; sangka-sangka jahat tak akan menemukan ruangan di sana; kebencian tak bisa ada. Hati yang harmonis dengan Tuhan diangkat di atas gangguan-gangguan dan ujian-ujian hidup ini.”—Testimonies for the Church, vol. 5, p. 488.
“Adalah melalui penderitaan sehingga Yesus memperoleh pelayanan penghiburan. Dalam semua penderitaan umat manusia Dia menderita; dan ‘Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang di-cobai.’ Yesaya 63:9; Ibrani 2:18. Dalam pelayanan ini tiap jiwa yang telah masuk da-lam persekutuan dengan penderitaanNya mendapat kesempatan istimewa untuk berbagi penghiburan.”—Thoughts From the Mount of Blessing, p. 13.
b. Terangkan harapan unik dan kesempatan istimewa dalam mengi-kuti langkah-langkah kaki Kristus. 2 Korintus 1:6, 7.
“Jika kamu tidak merasa bahwa adalah sebuah kehormatan untuk menjadi partisipan dari penderitaan Kristus; jika kamu tidak merasakan terbeban jiwa bagi mereka yang siap binasa; jika kamu tidak rela berkorban agar kamu bisa menyimpan harta untuk pekerjaan yang harus dilakukan, tak akan ada ruangan bagimu dalam kerajaan Tu-han. Kita perlu menjadi partisipan dengan Kristus dalam penderitaanNya dan pen-yangkalan diriNya pada setiap langkah.”—Testimonies for the Church, vol. 9, pp. 103, 104.
c. Terangkan mutu yang sangat dibutuhkan di antara para pemercaya pada pekabaran tiga malaikat. 1 Korintus 13:13, 4–8.
“Karakteristik yang sangat dibutuhkan oleh umat pemelihara-hukum Tuhan adalah kesabaran dan panjang sabar, damai sejahtera dan kasih. Ketika kasih berkurang, maka kerugian yang tak dapat ditebus diperoleh.”—Ibid., vol. 6, pp. 398, 399. 29
Kam
, 1 Mei
5. PEMULIHAN LEMBUT
a. Bagaimana para pemercaya asli bertindak jika orang Kristen jatuh dalam dosa—yang berbeda dengan para pemercaya berhati-palsu sering lakukan? Galatia 6:1–3; Roma 15:1–3.
“Ingatlah bahwa pekerjaan pemulihan harus menjadi beban kita. Pekerjaan ini jangan dil-akukan dengan sombong, resmi, seperti bos. Jangan berkata, melalui caramu, ‘Saya punya kuasa, dan saya akan menggunakan kuasa saya,’ dan melancarkan tuduhan-tuduhan pada saudara yang bersalah. Lakukan pemulihan ‘dalam roh lembut hati; sambil menganggap dirimu sendiri, supaya engkau juga tidak tergoda.’ Pekerjaan yang ditempatkan di hadapan kita untuk dilakukan bagi saudara-saudara kita bukanlah untuk membuang mereka, bukan untuk menekan mereka dalam patah semangat atau putus asa oleh berkata: ‘Kamu telah mengecewakan saya, dan saya tidak akan mencoba untuk menolong kamu.’ Dia yang menempatkan dirinya sendiri di atas sebagai penuh hikmat dan kekuatan, dan meren-dahkan orang yang tertekan dan tertindas dan rindu bantuan, menyatakan roh orng Farisi, dan membungkus dirinya dengan jubah wibawa buatannya sendiri. Dalam rohnya dia ber-syukur pada Tuhan bahwa dia tidak seperti orang-orang lain, dan menganggap bahwa tin-dakannya patut dipuji dan bahwa dia terlalu kuat untuk digoda.’ Ayat 3.”—Testimonies for the Church, vol. 6, p. 398.
“Bukanlah pengikut Kristus yang, dengan mata menghindar, meninggalkan yang bersalah, membiarkannya tak terhalang untuk mengikuti jalannya yang menurun. Mereka yang di depan dalam menuduh orang lain, dan semangat dan membawa orang lain pada keadilan, sering kali dalam hidup mereka sendiri lebih bersalah daripada orang lain. Orang-orang membenci orang berdosa, sementara mereka mencintai dosa. Kristus membenci dosa, tapi mengasihi orang berdosa. Inilah yang akan menjadi roh dari semua orang yang mengikuti-Nya. Kasih orang Kristen itu lambat mencela, cepat memahami penyesalan, siap mengam-puni, menyemangati, untuk menempatkan pengembara di jalan kesucian, dan menetapkan kakinya di sana.”—The Desire of Ages, p. 462.
Jum
, 2 Mei
PERTANYAAN ULANGAN PRIBADI
1. Jelaskan jebakan yang para ahli taurat dan orang Farisi telah siapkan bagi Yesus.
2. Bagaimana kaum Yahudi yang munafik menunjukkan tampaknya hormat pada hukum?
3. Apa yang kaum Yahudi yang menuduh terpaksa akui tentang diri mereka sendiri?
4. Terangkan harapan yang diberikan pada perempuan yang bersalah yang dianiaya.
5. Bagaimana saya bisa lebih serupa Yesus ketika berurusan dengan jiwa-jiwa yang bersalah? 30