Minggu
8 Januari
1. PERHATIAN TERBESARNYA ABRAHAM
a. Apa perhatian terbesar Abraham mengenai janji-janji Tuhan? Kejadian 12:7; 15:1–3.
“Karena Abraham tak punya putra, ia awalnya berpikir bahwa pelayan kepercayaannya, Eliezer, akan menjadi putranya oleh adopsi, dan ahli warisnya. Tapi Tuhan menginformasikan Abraham bahwa pelayannya tak akan menjadi putranya dan ahliwarisnya, tapi bahwa ia benar-benar akan punya seorang putra.”—The Story of Redemption, p. 77.
b. Bagaimana Tuhan menjamin lagi Abraham bahwa Ia tak melupakan janjiNya? Kejadian 15:4, 5; Yesaya 55:10, 11.
“Tuhan rindu kita menerima berkat-berkat besar. Janji-janjiNya sangat jelas dinyatakan sehingga tiada sebab bagi tak pasti. Ia rindu kita memegangNya pada firmanNya. Kadang kita akan berada dalam kebingungan besar dan tak tahu justru apa yang harus dilakukan. Tapi pada saat-saat demikian adalah kesempatan istimewa kita untuk mengambil Alkitab kita dan membaca pesan-pesan yang Ia telah berikan pada kita; dan kemudian turun berlutut dan minta Dia untuk menolong kita. Berulang-ulang Ia telah memberikan bukti bahwa Ia adalah Tuhan yang mendengar-doa dan menjawab-doa. Ia menggenapi janji-janjiNya dalam ukuran yang jauh lebih besar daripada yang kita harapkan untuk menerima pertolongan. . . .
“Dimana saja kita berada, kita berada dibawah kewajiban sebagai murid-murid Tuhan dan Guru kita, untuk menjangkarkan iman kita pada janji-janji Tuhan.”—The Watchman, May 1, 1914.
Senin
9 Januari
2. DIYAKINKAN SEPENUHNYA
a. Mengapa Abraham memutuskan untuk percaya pada janji Tuhan tentang seorang anak? Kejadian 15:6 (bagian pertama); Roma 4:20, 21.
“Itu iman yang bekerja karena kasih dan memurnikan jiwa bukanlah persoalan dorongan hati yang tiba-tiba dan tanpa pertimbangan. Iman itu menjelajah berdasarkan janji-janji Tuhan, secara teguh percaya bahwa apa yang Ia telah katakan, Ia sanggup juga laksanakan.”—Our High Calling, p. 119.
“[Filipi 4:4–7 dibaca.] Janji itu sendiri tak bernilai kecuali aku sepenuhnya percaya bahwa Ia yang telah berjanji adalah sanggup genapi secara limpah, dan tak terbatas kuasaNya untuk melakukan semua yang Ia telah katakan.”—This Day With God, p. 156.
b. Apa pahalanya karena percaya pada janji Tuhan? Kejadian 15:6 (bagian akhir); Roma 4:22.
“Saat orang berdosa percaya pada Kristus, ia berdiri dalam pemandangan Tuhan sebagai orang yang tak dihukum; karena kebenaran Kristus adalah miliknya: penurutan Kristus yang sempurna diperhitungkan kepadanya. Tapi ia mesti kerjasama dengan kekuatan Tuhan, dan mengerahkan usaha manusianya untuk menaklukkan dosa, dan berdiri komplit dalam Kristus.”—Fundamentals of Christian Education, pp. 429, 430.
“Kita bisa tenang dalam Tuhan, bukan karena jasa kita sendiri, tapi karena kebenaran Kristus diperhitungkan kepada kita. Kita mesti tak memandang pada diri sendiri tapi memandang Anak Domba Bapa yang tak bernoda, yang tak berbuat dosa; dan oleh memandang kepadaNya dalam iman kita akan menjadi seperti Dia.”—Gospel Workers (1892), p. 427.
c. Kapan iman benar-benar digunakan? Ibrani 11:1; Habakuk 2:3.
“Untuk tinggal dalam iman berarti membuang perasaan dan kerinduan yang mementingkan diri, untuk berjalan dengan rendah hati bersama Tuhan, untuk menyesuaikan dengan janji-janjiNya, dan menerapkannya dalam semua keadaan, sambil percaya bahwa Tuhan akan mengerjakan rencana dan maksudNya sendiri dalam hati dan hidupmu oleh pengudusan karaktermu; ini adalah untuk bergantung sepenuhnya , untuk percaya mutlak secara tanpa ragu, pada kesetiaan Tuhan. Jika jalan ini diikuti, orang-orang lain akan melihat buah-buah Roh yang khusus dinyatakan dalam kehidupan dan karakter.”—Fundamentals of Christian Education, pp. 341, 342.
Selasa
10 Januari
3. TUHAN MEMBENARKAN ORANG FASIK ATAU DURHAKA
a. Apa yang menunjukkan pada kita bahwa Abraham adalah orang berdosa yang perlu pembenaran? Roma 3:9–12, 23; Kejadian 12:11–20.
“Selama tinggalnya di Mesir, Abraham memberikan bukti bahwa ia tak bebas dari kelemahan dan ketaksempurnaan manusia. Dalam menyembun-yikan fakta bahwa Sarah adalah istrinya, ia berkhianat dan tak percaya pada pemeliharaan Tuhan, kurang iman yang teguh dan kurang berani amat sering dan kurang luhur dicontohkan dalam hidupnya.”—Patriarchs and Prophets, p. 130.
b. Apa yang Alkitab katakan tentang pembenaran pada Abraham di hadapan Tuhan? Roma 4:1–8; 3:28.
“Diterimanya kita oleh Bapa hanya pasti melalui PutraNya yang kekasih, dan perbuatan-perbuatan baik hanyalah hasil dari bekerjanya kasihNya yang mengampuni-dosa. Perbuatan-perbuatan baik bukanlah kredit kepada kita, dan kita tak punya apapun yang diberikan kepada kita untuk perbuatan-perbuatan baik kita melalui mana kita bisa menuntut bagian dalam keselamatan jiwa kita. Keselamatan adalah pemberian Tuhan secara gratis kepada pemercaya, diberikan kepadanya demi kepentingan Kristus saja. Jiwa yang susah bisa mendapat damai melalui iman pada Kristus, dan damainya akan sebanding dengan imannya dan percayanya. Ia tak bisa menyampaikan perbuatan-perbuatan baiknya sebagai satu permohonan demi keselamatan jiwanya.”—The SDA Bible Commentary [E. G. White Comments], vol. 5, p. 1122.
“Ingat bahwa Kristus telah datang ke dunia ini untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Kita tak punya apapun untuk memuji kita kepada Tuhan; permohonan yang kita bisa desakkan sekarang dan selalu adalah kondisi kita yang sama sekali tak berdaya, yang membuat kuasaNya yang menebus menjadi suatu keharusan. Sambil terus menyangkal semua ketergantungan pada diri kita sendiri, kita bisa memandang kepada salib Kalvari.”—The Ministry of Healing, p. 65.
c. Apa yang terjadi kepada seorang manusia durhaka ketika ia memilih untuk percaya segenap hati pada Tuhan? Roma 6:17, 18; 10:9, 10; 1:17.
“Saat kita menyerahkan diri kita kepada Tuhan, terus percaya pada Yesus, maka kita memiliki pembenaran dari Kristus. Kita menyadari bahwa kita telah ditebus dari dosa dan menghargai pengorbananNya untuk membeli kemerdekaan kita.”—Manuscript Releases, vol. 5, p. 34.
Rabu
11 Januari
4. SEBUAH TANDA PERUBAHAN
a. Apa tindakan lahiriah yang Abraham lakukan untuk mendemons-trasikan perubahan batiniahnya? Kejadian 17:10, 11; Roma 4:11.
“Upacaras sunat . . . harus dipelihara oleh bapa [Abraham] dan keturunannya sebagai satu tanda bahwa mereka diabdikan untuk pelayanan Tuhan dan dengan demikian dipisahkan dari para penyembah berhala, dan bahwa Tuhan menerima mereka sebagai harta istimewaNya. Oleh upacara ini mereka berjanji untuk memenuhi, di pihak mereka, syarat-syarat dari perjanjian yang dibuat dengan Abraham. Mereka tak akan kawin dengan orang kafir; karena dengan berbuat begitu mereka akan kehilangan hormat mereka untuk Tuhan dan hukumNya yang suci; mereka akan digoda untuk terlibat dalam praktek-praktek berdosa dari bangsa-bangsa lain dan akan disesatkan ke dalam penyembahan berhala.”—Patriarchs and Prophets, p. 138.
b. Mengapa adalah penting untuk mengerti bahwa Abraham telah diper-hitungkan sebagai orang benar sebelum ia disunat? Roma 4:8–12; 2:28, 29.
“Menjadi orang benar berarti taat kepada hukum. Hukum meminta ketaatan agar menjadi orang benar, dan inilah janji orang berdosa untuk mentaati hukum; tapi ia tak mampu memberikan penurutan kepada hukum. Satu-satunya cara dimana ia bisa menjadi orang benar adalah melalui iman. Melalui iman ia bisa membawa kepada Bapa jasa-jasa dari Kristus, dan Bapa menempatkan ketaatan PutraNya pada rekeningnya orang berdosa. Kebenarannya Kristus diterima menggantikan kegagalan manusia, dan Bapa menerima, mengampuni, membenarkan, jiwa yang bertobat, yang percaya, memperlakukannya seakan-akan ia adalah orang benar, dan mengasihinya seperti Ia mengasihi PutraNya. . . .
“Banyak orang sedang kehilangan arah jalan yang benar, sebagai akibat dari berpikir bahwa mereka mesti mendaki ke surga, bahwa mereka mesti melakukan sesuatu untuk mendapat perkenan Tuhan. Mereka berusaha membuat diri mereka sendiri menjadi lebih baik oleh usaha-usaha mereka sendiri yang tanpa bantuan. Ini mereka tak pernah bisa selesaikan. Kristus telah membuat jalan oleh mati sebagai Korban kita, oleh hidup sebagai Teladan kita, oleh menjadi Imam Besar agung kita. Ia menyatakan, 'Akulah jalan, kebenaran, dan kehidupan' (Yohanes 14:6). Jika oleh usaha apapun dari kita sendiri kita bisa maju satu langkah mendaki tangga, maka kata-kata Kristus tak akan menjadi benar. Tetapi ketika kita menerima Kristus, perbuatan-perbuatan baik akan muncul sebagai bukti buah-buah bahwa kita ada di jalan kehidupan, bahwa Kristus ada di jalan kita, dan bahwa kita sedang menapaki jalan yang benar yang memimpin ke surga.”—Faith and Works, pp. 101, 102.
Kamis
12 Januari
5. DISUNAT DALAM BATIN ATAU HATI
a. Sebelum kita dibaptis dengan air (tindakan Perjanjian Baru yang menggantikan sunat), apa yang mesti terjadi dalam batin? Yohanes 3:5–8; Kolose 2:10–13.
“Semua yang memasuki hidup baru harus mengerti, sebelum baptisannya, bahwa Tuhan meminta kasih sayang yang tak terbagi . . . . Menghasilkan buah-buah membuktikan karakter dari pohon. Sebuah pohon yang baik tak bisa menghasilkan buah yang jahat. . . . Ada keperluan sebuah perubahan total untuk kebenaran.”—Evangelism, p. 308.
“Tiap jiwa yang disatukan dengan Kristus akan menjadi seorang misionaris atau penginjil yang hidup kepada semua orang di sekitarnya.”—Ibid., p. 319.
b. Apa yang terjadi pada orang Kristen yang cuma bergantung pada tindakan baptisan lahiriah agar diselamatkan, seperti orang Yahudi bergantung pada sunat? Roma 10:1–3; Matius 23:25–28.
“Koneksimu dengan gereja, cara dimana saudara-saudaramu menganggapmu, akan menjadi tak berguna kecuali kamu percaya pada Kristus. Tak cukup percaya tentang Dia; kamu mesti percaya didalam Dia. Kamu mesti bergantung sepenuhnya pada kasih karuniaNya yang menyelamatkan.”—Testimonies, vol. 5, p. 49.
“Tuhan punya satu pekerjaan buat kita semua untuk dilakukan. Dan jika kebenaran tak berakar dalam hati, jika sifat-sifat karakter alami tak diubahkan oleh Roh Kudus, kita tak pernah bisa menjadi para pekerja bersama Yesus Kristus. Diri akan terus muncul, dan karakter Kristus tak akan dinyatakan dalam hidup kita.”—The SDA Bible Commentary [EGWhite Comments], vol. 7, p. 969.
Jumat
13 Januari
PERTANYAAN ULANGAN PRIBADI
1. Bagaimana kita bisa punya keyakinan pada janji-janji Tuhan?
2. Apa artinya dibujuk dengan firman Tuhan?
3. Apa berkat indah yang menjadi milik kita ketika kita berserah kepada Tuhan?
4. Sunat melambangkan apakah?
5. Apa yang lebih penting, baptisan batiniah atau lahiriah?