Back to top

Sabbath Bible Lessons

Pelajaran dari Surat Petrus (I)

 <<    >> 
Pelajaran 4 Sabat, 27 April, 2024

Firman Tuhan

AYAT HAFALAN: “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,” (1 Petrus 2:2).

“Firman Tuhan adalah benih/bibit. Tiap benih punya dalam dirinya sendiri satu prinsip untuk bertunas. Di dalamnya kehidupan tanaman terbungkus. Begitu juga ada kehidupan dalam firmannya Tuhan.”—Christ’s Ob-ject Lessons, p. 38.

Bacaan Dianjurkan:   Messages to Young People, pp. 189–191. 

Minggu 21 April

1. SEBUAH PERSYARATAN YANG DIHARUSKAN

a. Apa syarat wajib untuk keselamatan yang Yesus sampaikan pada para pendengarNya? Yohanes 3:5–7; Matius 18:1–3.

b. Pada apakah Petrus tunjukkan sebagai sarana oleh mana kita bisa berubah (dilahirkan kembali)? 1 Petrus 1:23.

“Perubahan hati melalui mana kita menjadi anak-anak Tuhan ada dalam Alkitab yang disebut sebagai ke-lahiran kembali. . . .

“Ketika kebenaran menjadi satu prinsip yang mengatur dalam kehidupan, jiwa ‘dilahirkan kembali, bukan dari benih yang jahat, tapi dari benih yang baik, yaitu firman Tuhan, yang hidup dan kekal selamanya. Kelahiran baru ini adalah hasil dari menerima Kristus sebagai firman Tuhan. Kemudian oleh Roh Kudus kebena-ran-kebenaran ilahi dikesankan pada hati, konsepsi-konsepsi baru dibangunkan, dan energy-energy yang selama ini tidur dibangunkan untuk bekerjasama dengan Tuhan. . . . Krisus adalah sang pembuka kebenaran kepada dunia ini. Melalui Dia benih yang baik yaitu—Firman Tuhan—ditaburkan dalam hati manusia.

“Firman Tuhan membinasakan sifat alamiah, sifat duniawi, dan memberikan hidup baru dalam Yesus Kristus—yaitu hidup yang sama dengan kehidupan ilahi.”—The Faith I Live By, p. 19.


Senin 22 April

2. YANG KEKAL VS. YANG SEMENTARA DAN YANG JAHAT

a. Apa kata-kata nubuatan yang Petrus kutip ketika berbicara mengenai kerapuhan hidup manusia? 1 Petrus 1:24; Yesaya 40:6–8.

b. Di seluruh Alkitab, hidup manusia dibandingkan dengan apakah—dan mengapa? Mazmur 103:15, 16; Yakobus 4:14.

“Kit tak punya waktu untuk dibuang-buang. Kita tidak tahu betapa cepat pintu kasihan kita bisa berakhir. Pada yang terpanjang usianya, kita hanya punya masa hidup yang singkat di sini, dan kita tidak tahu betapa segera anak panah maut bisa menghantam jantung kita. . . .

“Apakah kita sudah siap? Apakah kita telah kenal baik dengan Tuhan, sang Gubernur surga, si Pemberi hukum dan denggan Yesus Kristus yang Dia telah utus ke dunia ini sebagai WakilNya? Ketika pekerjaan ke-hidupan kita berakhir, akankah kita mampu berkata, seperti kata Kristus teladan kita: ‘Aku telah memper-muliakan Engkau di muka bumi: Aku telah menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan padaKu untuk dil-akukan. . . . Aku telah menyatakan namaMu.’ Yohanes 17:4–6.”—The Ministry of Healing, p. 454.

c. Kontras dengan hidup manusia yang seperti rumput dan uap, apa yang kekal seperti Tuhan? 1 Petrus 1:25; Mazmur 119:89.

“Seperti para pembangun rumah-rumah di atas batu, kata Yesus, adalah dia yang akan menerima firman yang Aku telah sampaikan kepadamu, dan membuat firman menjadi pondasi/dasar karakternya dan kehidupannya. Berabad-abad sebelumnya, nabi Yesaya telah menulis, ‘Firman Tuhan kita akan kekal selamanya’ (Yesaya 40:8); dan Petrus, lama setelah Khotbah di Atas Bukit, mengutip kata-kata dari Yesaya ini menambahkan, ‘Inilah fir-man yang mana oleh injil diberitakan kepadamu’ (1 Petrus 1:25). Firman Tuhan adalah satu-satunya hal yang kokoh yang dunia kita kenal. Firman Tuhan adalah pondasi yang pasti. ‘Langit dan bumi akan berlalu,’ kata Yesus, ‘tapi FirmanKu tak akan berlalu.’ Matius 24:35. . . .

“Dalam menerima firman, kita menerima Kristus. Dan hanya mereka yang dengan demikian menerima fir-manNya sedang membangun di atas Dia. . . . Kristus, sang Firman Tuhan, sang wahyu dari Bapa—adalah per-wujudan dari karakterNya, hukumNya, kasihNya HidupNya—adalah satu-satunya pondasi di atas mana kitab isa membangun satu karakter yang akan bertahan.

“Kita membangun di atas Kristus oleh menuruti firmanNya. . . . Kesucian adalah . . . hasil dari menyerahkan semua kepada Tuhan.”—Thoughts From the Mount of Blessing, pp. 148, 149.


Selasa 23 April

3. MENYINGKIRKAN BATU-BATU SANDUNGAN

a. Sebutkan beberapa batu sandungan yang menghalangi kita dari menerima Firman Tuhan se-bagaimana firman itu ada dalam Yesus. 1 Petrus 2:1, 2.

“Terimalah dengan sepenuh hatimu firman Kristus, dan jadilah pelaku firmanNya. Kita tidak bisa menerima berkat-berkat yang kasih dan hadirat Kristus bisa bawa pada kita, jika kita memanjakan perasaan-perasaan yang akan menodai persatuan yang Kristus telah berdoa supaya bisa ada di antara murid-muridNya.”—The Review and Herald, July 25, 1893.

“Adalah diri kita sendiri yang kita harus pertama urusi. Kritiklah dengan teliti hatimu sendiri. Carilah untuk melihat apa yang menghalangi jalan masuk gratis dari Roh Tuhan.”—Our High Calling, p. 21.

“Harus jangan ada pembicaraan yang kasar, ketus, marah-marah, jangan ngomel-ngomel rewel cerewet, ka-rena para malaikat Tuhan sedang naik turun di setiap ruangan. . . . Kesalahan-kesalahan kecil bisa dibuat, tapi kata-kata mengkritik/mengecam membangkitkan perasaan pembalasan, dan Tuhan dihina. . . . Tiap kata yang diucapkan secara tanpa pikir panjang dan terburu-buru harus ditarik saat itu juga. . . . Inilah pekerjaan kita.”—In Heavenly Places, p. 182.

b. Berikan contoh-contoh bagaimana kepahitan, kemunafikan dan iri hati yang tidak diserahkan telah menghalangi orang-orang dari menerima Firman Tuhan. Kejadian 4:5–8; Markus 15:10; Kisah 13:44, 45.

“Doa-doa kita tidak selalu kelihatan menerima jawaban segera. . . . Ketika kita meminta kepadaNya, Dia mungkin melihat bahwa adalah diharuskan bagi kita untuk menyelidiki hati kita dan bertobat dari dosa. Oleh sebab itu Dia membawa kita melalui ujian dan cobaan, Dia membawa kita melalui perendahan, agar kita bisa melihat apa yang menghalangi pekerjaan Roh KudusNya melalui kita.”—Christ’s Object Lessons, p. 143.

“Iri hati bukan hanya satu sifat yang menyimpang, tapi satu penyakit menular, yang merusak semua kecaka-pan. . . .

“Orang yang iri hati menutup matanya terhadap kwalitas-kwalitas baik dan perbuatan-perbuatan mulia dari orang-orang lain. Dia selalu siap untuk meremehkan/menghina dan menjelekkan apa yang unggul. Orang-orang sering mengakui dan meninggalkan kesalahan-kesalahan lain, tapi sedikit untuk diharapkan dari orang yang iri hati. Karena bagi orang yang iri hati, orang-orang harus mengakui bahwa dialah yang paling unggul, kesom-bongannya tak akan mengijinkan konsesi/kelonggaran apapun. Jika satu upaya dibuat untuk meyakinkan orang yang iri hati tentang dosanya, dia bahkan menjadi lebih ganas iri hatinya. . . .

“Orang yang iri hati menyebarkan racun kemana saja dia pergi, memisahkan teman-teman dan membangkit-kan kebencian dan pemberontakan terhadap Tuhan dan manusia.”—Testimonies for the Church, vol. 5, p. 56.


Rabu 24 April

4. MERINDUKAN SUSU MURNI DARI FIRMAN

a. Setelah menunjuk kepada Firman Tuhan sebagai kuasa untuk mengubah jiwa-jiwa kita, apa jenis “kerinduan” yang Petrus nasehati supaya kita latih? 1 Petrus 2:2.

“Apresiasi/penghargaan pada Alkitab makin bertambah semakin kita menyelidikinya. . . .

“Tiada apapun yang lebih diperhitungkan untuk menguatkan intelek/kecerdasan selain daripada penyelidikan Alkitab. Tiada buku lain yang sangat kuat/ampuh untuk memperbaiki pemikiran, memberikan kesehatan dan se-mangat kepada kecakapan, seperti kebenaran-kebenaran yang luhur, luas dari Alkitab. Jika Firman Tuhan di-pelajari sebagaimana seharusnya, orang-orang akan punya kesegaran pikiran, keluhuran karakter, yang jarang ter-lihat pada masa-masa ini.

“Tiada ilmu pengetahuan yang sangat kokoh, sangat konsisten, sangat berjangkau jauh, seperti yang di-peroleh dari penyelidikan pada Firman Tuhan.”—In Heavenly Places, p. 135.

b. Sebutkan salah satu alasan kenapa banyak orang menolak untuk mempelajari Firman Tuhan. Yo-hanes 3:19, 20.

“Kamu telah mengabaikan Alkitab. Kamu menghina dan menolak kesaksian-kesaksian roh nubuat karena mereka menegur dosa-dosa kesayangan kamu dan mengganggu rasa puas dirimu.”—Testimonies for the Church, vol. 5, p. 49.

c. Banyak ahli filsafat di Athena menghabiskan semua waktu mereka untuk melakukan apakah? Dan apa masalah yang sama yang kita hadapi hari ini, khususnya dengan penggunaan yang tidak bertarak pada Internet dan media social? Kisah 2:21–23, 32;2 Korintus 4:3, 4.

“Oh, sekiranya kaum muda mau merenungkan pengaruh dari kisah-kisah yang menggairahkan pada pikiran! Dapatkah kamu, setelah membaca kisah demikian, membuka firman Tuhan dan membaca firman kehidupan dengan perhatian? Apakah kamu tidak menemukan bahwa kitab Tuhan tidak menarik?”—The Adventist Home, p. 416.

“Banyak orang sedang melemahkan pikiran dengan membaca novel-novel dan kisah-kisah menggairahkan, dan sedang kehilangan kesukaan mereka pada firman Tuhan. Mereka sementara menjadi pemabuk-pemabuk mental, dan akan menjadi tak mampu untuk memahami persoalan-persoalan kehidupan yang khidmat dan nasib dalam terang yang benar, kecuali mereka membuang praktek ini.”—The Review and Herald, April 14, 1891.


Kamis 25 April

5. BERTUMBUH SECARA ROHANI

a. Apa yang mustahil jika kita tidak tetap menjadi para pelajar yang rajin pada firman Tuhan? 2 Petrus 3:18 (bagian pertama).

“Sang rasul menasehati para pemercaya untuk menyelidiki Alkitab, melalui pengertian yang tepat dari mana mereka bisa membuat pekerjaan yang pasti untuk hidup yang kekal. Petrus menyadari bahwa dalam pengalaman dari setiap jiwa yang akhirnya menang akan ada peristiwa-peristiwa kebingungan dan kesukaran; tapi dia juga tahu bahwa sebuah pengertian pada Kitab Suci akan memampukan satu jiwa yang tergoda untuk membawa kepada pikiran janji-janji yang akan menghibur hati dan menguatkan iman pada Tuhan Yang Maha Kuasa.”—The Acts of the Apostles (Kisah Para Rasul), p. 521.

b. Dalam bahaya apakah mereka yang telah merasakan “bahwa Tuhan itu amat baik” tapi lalai me-numbuhkan firman Tuhan dalam hati mereka? 1 Petrus 2:3; Ibrani 6:4–6.

“Banyak orang sedang memandang dengan rasa puas diri pada tahun-tahun panjang selama mereka telah membela kebenaran. Mereka sekarang merasa bahwa mereka berhak mendapatkan hadiah atas penuru-tan/ketaatan mereka dan kesukaran-kesukaran mereka di masa lampau. Tapi pengalaman tulen ini dalam perka-ra-perkara Tuhan membuat mereka lebih bersalah di hadapan Dia karena tidak memelihara kejujuran mereka dan maju terus kepada kesempurnaan. Kesetiaan selama tahun lalu tidak akan pernah bisa menebus pada kelalaian selama tahun ini. Kejujuran seseorang pada hari kemarin tidak akan bisa menebus kepalsuannya/penipuannya pada hari ini.”—Testimonies for the Church, vol. 5, p. 63.

“Marilah kita secara perorangan mencari Tuhan. Biarlah mereka yang pengalaman agamanya di masa lalu hanyalah pekerjaan luaran, makin mendekatlah kepada Tuhan.”—Ibid., vol. 9, p. 216.


Jumat 26 April

PERTANYAAN ULANGAN PRIBADI

1. Apa buah-buah dari pengalaman perubahan sejati?

2. Bagaimana saya bisa tahu jika saya siap untuk bertemu Tuhan jika saya akan mati malam ini?

3. Apa ada saudara atau saudari di gereja yang saya tidak suka? Jika ya, mengapa? Bisakah penyebab perasaan saya kepada mereka karena ada cemburu atau iri hati yang tersembunyi dalam hati saya?

4. Berapa seringkah dinasehatkan bagi saya untuk penyelidikan Alkitab secara pribadi?

5. Jelaskan perbedaan antara bertumbuh dalam Kristus dan stagnasi (jalan ditempat, tiada kemajuan).

 <<    >>