Back to top

Sabbath Bible Lessons

Pelajaran dari Surat Petrus (I)

 <<    >> 
Pelajaran 8 Sabat, 25 Mei, 2024

Sikap Orang Kristen

AYAT HAFALAN: “Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, sopan, menga-sihi saudara-saudara.” (1 Petrus 3:8).

“Orang-orang yang mengaku sebagai para pengikut Kristus dan pada waktu yang sama bersikap kasar, tak ramah tamah, dan tak sopan santun dalam perkataan dan kelakuan berarti tidak belajar dari Yesus. Orang yang suka marah-marah, yang sombong dan suka memaksakan kehendaknya sendiri, suka cari-cari salah orang lain bukanlah orang Kristen; karena untuk menjadi orang Kristen berarti harus serupa Kristus tabiatnya.”—The Ad-ventist Home (Rumah Tangga Advent), p. 427.

Bacaan Dianjurkan:   The Adventist Home, pp. 421–429. 

Minggu 19 Mei

1. ORANG KRISTEN SEJATI DITERANGKAN

a. Bagaimana Petrus menerangkan orang Kristen asli? 1 Petrus 3:8.

“Nilai dari kesopanan sangat sedikit diapresiasi. Banyak orang yang hatinya ramah kurang ramah sikapnya. Banyak orang yang dihormati karena ketulusan dan kejujuran mereka sedihnya kurang dalam keramahan dan kesantunan. Kekurangan ini merusak kebahagiaan mereka sendiri dan mengurangi pelayanan mereka kepada orang-orang lain.”—Education, p. 240.

b. Apa sikap unik serupa-Kristus yang Petrus khususnya tegaskan? 1 Petrus 3:9; Matius 5:44.

“Semua orang harus diperlakukan dengan kehalusan budi bahasa dan kelembutan hati, sebagai putra-putri Tuhan.

“KeKristenan akan membuat seseorang menjadi lembut hati. Kristus bersikap lemah lembut dan sopan san-tun, bahkan kepada para penganiayaNya; dan para pengikutNya yang sejati akan menyatakan roh yang sa-ma.”—The Ministry of Healing, p. 489.

“Agama ini mengajarkan kita untuk melatih kesabaran dan panjang sabar ketika dibawa ke tempat-tempat dimana kita menerima perlakuan yang kasar dan tak adil. . . .

“Ada kebutuhan untuk terus-menerus bersikap panjang sabar, lemah lembut hati, penyangkalan diri, dan pengorbanan diri dalam melakukan agama Alkitab.”—God’s Amazing Grace, p. 248.


Senin 20 Mei

2. MENJAGA KATA-KATA KITA

a. Apa prinsip penting yang Petrus tegaskan kembali sebagai syarat untuk hidup bahagia di sini, juga di kehidupan yang akan datang? Mazmur 34:12, 13; 1 Petrus 3:10.

“Setan sedang bekerja di setiap gereja untuk merusak kawanan domba Tuhan. . . . Saya diinstruksikan untuk mengatakan kepada setiap jiwa yang mengaku sebagai pengikut Kristus. ‘Jaga lidahmu dari kejahatan, dan jaga bibirmu, supaya mereka tidak mengucapkan tipu daya.’ Melalui angkat-diri Setan bekerja untuk membinasakan jiwa, dan pekerjaannya bisa kelihatan di setiap gereja. Saudara-saudariku, terus jaga ketat rohmu. Jaga ka-ta-katamu, supaya Setan jangan memimpinmu untuk mengulangi sejarahnya sendiri.”—The Upward Look, p. 114.

b. Berikan contoh-contoh dari orang-orang yang melanggar prinsip ini, dan bagaimana ini menyebab-kan malu dan aib, khususnya bagi orang yang mengucapkannya. 1 Samuel 14:24–27, 43–45; Esther 6:6–10.

“Biarlah tidak ada satu kata cerewet, kata kasar, atau kata penuh nafsu yang keluar dari bibirmu. Kasih karunia Kristus menanti permintaanmu. RohNya akan mengendalikan hatimu dan nuranimu, memimpin ka-ta-katamu dan perbuatanmu. Jangan pernah kehilangan kehormatan dirimu sendiri oleh kata-kata gegabah ter-buru-buru, kata-kata yang tanpa dipikirkan lebih dulu. Perhatikan agar kata-katamu murni, percakapanmu suci.”—Child Guidance, p. 219.

c. Bagaimana pelanggaran pada prinsip ini akan menghalangi banyak orang dari dipercayakan dengan hidup yang kekal? 1 Petrus 3:10 (bagian akhir) bandingkan dengan Wahyu 14:5; 21:27.

“Ketika para penikmat teh dan kopi ini berkumpul bersama untuk hiburan social, . . . lidah mereka menjadi longgar, dan mereka memulai pekerjaan jahat mereka dengan membicarakan tentang orang-orang lain. Kata-kata mereka tidak sedikit atau tidak dipilih dengan baik. Kabar-kabar angin disebarkan kemana-mana, terlalu sering racun skandal juga disebarkan. Para penggosip yang tanpa berpikir ini lupa bahwa mereka punya satu saksi. Satu Pengawas yang tak terlihat sedang menuliskan kata-kata mereka di kitab-kitab di surga. Semua kritikan yang tak ramah ini, laporan-laporan yang berlebihan ini, perasaan-perasaan iri hati ini, yang dinyatakan di bawah pengaruh menggairahkan dari secangkir teh, Yesus daftarkan sebagai melawan diriNya sendiri.”—Counsels on Diet and Foods, p. 423.


Selasa 21 Mei

3. MENCARI PERDAMAIAN

a. Tentang prinsip-prinsip penting lain apakah dalam kehidupan orang Kristen yang Petrus ingatkan pada kita? 1 Petrus 3:11; Yesaya 1:16, 17.

b. Bagaimana kita bisa “menjauhi kejahatan dan melakukan kebaikan”? Yeremia 13:23 dibandingkan dengan 1 Korintus 6:9–11; Yohanes 3:5; Yakobus 4:7.

“[Mereka pada siapa rasul Paulus sedang surati] mesti menyatakan dalam hidup mereka perubahan mulia yang dikerjakan pada mereka oleh kasih karunia Kristus yang mengubahkan. . . . Mereka tak bisa mengubah hati mereka sendiri. Dan ketika oleh usaha-usaha mereka jiwa-jiwa dipimpin dari barisan Setan untuk berdiri demi Kristus, mereka jangan menuntut kredit apapun atas perubahan yang dikerjakan. . . .

“Kuasa Tuhan adalah satu unsur efisiensi dalam pekerjaan mulia untuk memperoleh kemenangan atas dunia, daging, dan setan. . . . Manusia tidak bisa menyelesaikan apapun tanpa Tuhan, dan Tuhan telah merancang rencana-rencanaNya sehingga akan menyelesaikan tiada apapun dalam pemulihan umat manusia tanpa kerjasama manusia dengan ilahi. Bagian di mana manusia diminta untuk melakukan adalah sangat kecil, namun dalam rencana Tuhan hanyalah bagian itu yang dibutuhkan untuk membuat pekerjaan ini menjadi sukses.

“Perubahan besar yang kelihatan dalam kehidupan orang berdosa setelah perubahan/pertobatan tidak dihasilkan oleh kebaikan manusia siapapun.”—God’s Amazing Grace, p. 319.

c. Apa harapan dan janji yang diberikan kepada mereka yang telah menyerahkan diri mereka kepada kuasa Injil yang mengubahkan, namun masih dikalahkan oleh berbagai godaan? 1 Petrus 3:12; Yo-hanes 14:13, 14.

“Oleh iman dan doa semua bisa memenuhi persyaratan injil. Tak seorangpun bisa dipaksa untuk melanggar hukum. Persetujuannya sendiri mesti pertama-tama diperoleh; jiwa mesti bermaksud melakukan tindakan ber-dosa sebelum nafsu bisa mendominasi atas penalaran atau kejahatan menang atas hati Nurani. Godaan, betapa-pun kuatnya, jangan pernah menjadi alasan untuk berdosa. ‘Mata Tuhan ada pada orang benar, dan telingaNya terbuka mendengarkan doa-doa mereka.’ Berserulah kepada Tuhan, hai jiwa yang tergoda. Serahkan dirimu sendiri, yang tak berdaya, tak layak, pada Yesus, dan tuntut justru janjiNya. Tuhan akan mendengar. Dia tahu betapa kuat kecondongan hati alami, dan Dia akan menolong pada setiap waktu godaan.

“Apakah engkau telah jatuh dalam dosa? Maka tanpa menunda carilah Tuhan demi belas kasihan dan pengampunan dosa.”—Testimonies for the Church, vol. 5, p. 177.


Rabu 22 Mei

4. TAK KENAL TAKUT UNTUK BERBUAT BAIK

a. Apa nasehat praktis yang diberikan oleh Petrus, jika diikuti, bisa menolong kita menyelesaikan ban-yak masalah dalam hubungan? 1 Petrus 3:13; Amsal 15:1.

“Kata-kata yang diucapkan dalam menjawab orang yang marah biasanya bertindak seperti cambuk, yang mencambuk kemarahan menjadi murka yang lebih besar. Tapi amarah yang dihadapi oleh berdiam diri secara cepat mereda. Biarlah orang Kristen mengendalikan lidahnya, secara tegas memutuskan untuk tidak mengucap-kan kata-kata yang kasar, kata-kata yang tidak sabaran.”—Messages to Young People, p. 136.

b. Apa yang harus menjadi tindakan kita pada orang-orang yang kelihatannya tidak bisa dilembutkan yang tak peduli perhatian lembut kita pada mereka? 1 Petrus 3:14, 16, 17.

“Yesus sendiri tak pernah membeli damai oleh berkompromi. . . . Para pelayan Kristus dipanggil untuk melakukan pekerjaan yang sama, dan mereka harus berhati-hati supaya, dalam berusaha mencegah pertengkaran, mereka tidak menyerahkan kebenaran . . . . Damai nyata tak pernah bisa diamankan oleh mengkompromikan prinsip. Dan tak seorangpun yang bisa setia kepada prinsip tanpa membangkitkan perlawanan. Sebuah KeKris-tenan yang rohani akan dilawan oleh anak-anak yang tidak taat. Tapi Yesus meminta murid-muridNya, ‘Jangan takut pada mereka yang bisa membunuh tubuh, tapi tidak mampu membunuh jiwa.’ Mereka yang setia kepada Tuhan tak perlu takut pada kuasa manusia juga pada kebencian Setan. Dalam Kristus hidup kekal mereka adalah aman. Satu-satunya ketakutan mereka haruslah supaya mereka jangan meninggalkan kebenaran, dan dengan demikian mengkhianati kepercayaan dengan mana Tuhan telah menghormati mereka.”—The Desire of Ages, p. 356.

c. Apa yang harus menjadi sumber dari semua perbuatan baik kita dan kata-kata ramah kita?1 Petrus 3:16 (bagian pertama); Kisah 24:16; Ibrani 9:14.

“Dalam Firman Tuhan kita baca bahwa ada hati nurani yang baik dan hati nurani yang buruk, dan fakta bahwa hati nuranimu tidak menghukummu dalam tidak menuruti hukum Tuhan, tidak membuktikan bahwa kamu tidak dihukum dalam pemandanganNya. Bawa hati nuranimu kepada Firman Tuhan dan lihat jika hidupmu dan karaktermu sesuai dengan standard kebenaran yang Tuhan telah menyatakan di sana.”—The Re-view and Herald, September 3, 1901.


Kamis 23 Mei

5. MENGENAL DI MANA KITA BERDIRI

a. Apa alasan-alasan utama mengapa kita harus mempelajari firman Tuhan tiap hari? Yosua 1:8; Mazmur 119:11; 1 Petrus 3:15; 2 Timotius 2:15.

b. Dalam bahaya besar apa banyak orang hari ini yang mengaku percaya pada kebenaran masa kini? Hosea 4:6.

“Apakah kaum muda berada dalam posisi di mana mereka bisa dengan rendah hati dan lembut hati dan hormat memberikan jawaban kepada tiap orang yang menanyakan alasan dari pengharapan mereka? Saya melihat bahwa kaum muda sangat gagal mengerti posisi kita. Peristiwa-peristiewa mengerikan ada tepat di de-pan mereka, satu masa kesukaran yang akan menguji nilai karakter.”—Testimonies for the Church, vol.1, pp. 507, 508.

“Pekabaran masa kini—yaitu pembenaran oleh iman—adalah pesan dari Tuhan. . . .

“Kita tidak aman jika kita lalai menyelidiki Alkitab tiap hari demi terang dan pengetahuan. . . . Tidak ada satu orang di antara seratus orang yang mengerti bagi dirinya sendiri kebenaran Alkitab mengenai pokok pelaja-ran ini yang sangat diperlukan untuk kesejahteraan kita sekarang dan untuk hidup yang kekal.”—Selected Mes-sages, bk. 1, p. 359.

“Banyak orang melihat pada para pendeta mereka untuk membawa terang dari Tuhan kepada mereka. . . . Orang-orang demikian rugi banyak. Jika mereka mau tiap hari mengikuti Kristus . . . mereka bisa memperoleh satu pengetahuan yang jelas mengenai kehendakNya, dan dengan demikian memperoleh pengalaman bernilai. Karena kekurangan justru pengalaman ini, saudara-saudara yang mengakui kebenaran berjalan dalam bunga api yang dinyalakan orang-orang lain; mereka tak kenal akrab dengan Roh Tuhan dan tak punya pengetahuan mengenai kehendakNya, dan oleh sebab itu mereka gampang goyah dari iman mereka. Mereka tak stabil, karena mereka percaya pada orang-orang lain untuk memperoleh pengalaman bagi mereka.”—Testimonies for the Church, vol. 2, p. 644.


Jumat 24 Mei

PERTANYAAN ULANGAN PRIBADI

1. Apa sikap saya kepada pasangan saya, anak-anak saya, saudara-saudara saya, dan pada sesama pekerja?

2. Sebutkan beberapa langkah kunci untuk menguatkan kita mengenai bagaimana mengendalikan lidah kita.

3. Apa yang harus saya lakukan jika dikalahkan oleh satu godaan?

4. Jelaskan perbedaan antara perbuatan-perbuatan baik dan kata-kata yang ramah tamah yang datang dari hati nurani yang murni versus motif-motif yang mementingkan diri dalam upaya untuk mem-bangun reputasi yang baik.

5. Bagaimana saya bisa memperoleh pengertian yang lebih mendalam dari kepercayaan-kepercayaan yang saya akui? 45

 <<    >>