Minggu
14 Juli
1. KERAMAHAN
a. Apa yang mesti mengalir keluar sebagai hasil alami dari hubungan tulen dengan Tuhan? 2 Petrus 1:7 (bagian pertama); Markus 12:28–31.
“Angkat standard, tinggikan standard, lebih tinggi dan terus makin tinggi. Tunjukkan pada umat pada pasal keduapuluh dari Keluaran, dimana hukum Tuhan dicatat. Empat perintah pertama dari Sepuluh Perintah men-erangkan kewajiban kita pada Pencipta kita. Dia yang bersikap palsu kepada Tuhannya tidak bisa bersikap benar kepada sesamanya manusia. Dia yang mengasihi Tuhan sepenuhnya akan mengasihi sesamanya seperti mengasihi dirinya sendiri. Kesombongan mengangkat dirinya hingga sia-sia, memimpin agen manusia untuk membuat dirinya sendiri jadi Allah. Injil Kristus menyucikan jiwa, mengusir cinta diri.”—Testimonies for the Church, vol. 9, pp. 211, 212. [Author’s emphasis.]
“Tak seorangpun bisa mengasihi Kristus dan tidak mengasihi anak-anakNya. Ketika kita disatukan dengan Kristus, kita punya pikiran Kristus. Kesucian dan kasih bersinar dalam karakter, kelembutan dan kebenaran mengendalikan kehidupan. Maka ekspresi wajah berubah. Kristus yang tinggal dalam jiwa menyebarkan kuasa yang mengubahkan, dan aspek luar/lahiriah menyaksikan damai sejahtera dan riang gembira yang bertahta dalam batin. Kita minum dalam kasih Kristus, seperti cabang mengambil gizi dari pokok anggur. Jika kita di-cangkokkan dalam Kristus, jika serat demi serat kita telah disatukan dengan Pokok Anggur yang Hidup, kita akan memberikan bukti dari fakta ini oleh menghasilkan tandan limpah dari banyak buah yang hidup. Jika kita berhubungan dengan Terang, kita akan menjadi saluran terang, dan dalam perkataan dan perbuatan kita, kita akan memantulkan terang kepada dunia ini.”—Selected Messages, bk. 1, p. 337.
Senin
15 Juli
2. KERAMAHAN DARI HATI
a. Bagaimana keramahan persaudaraan erat berhubungan dengan iman asli pada Tuhan—dan kesak-sian yang layak untuk Kristus? 1 Yohanes 4:20, 21; Yakobus 3:17.
“Kita dinasehati untuk menambahkan kesalehan, dengan keramahan persaudaraan. Oh betapa banyak kita perlu mengambil langkah ini, untuk menambahkan kwalitas ini pada karakter kita! Dalam banyak rumah tangga kita ada roh kasar/kejam, roh perang mulut dinyatakan. Kata-kata kritik dan tindakan-tindakan yang tak ramah adalah menghina Tuhan. Perintah-perintah dictator dan sikap-sikap yang angkuh, yang suka menguasai/memaksa adalah tidak berkenan pada Surga. Alasan kenapa ada sangat banyak perbedaan yang ada di antara saudara-saudara adalah karena mereka gagal menambahkan keramahan persaudaraan. Kita harus punya kasih itu bagi orang-orang lain yang Kristus telah punya untuk kita. Seseorang dinilai dengan nilainya yang sebenarnya oleh Tuhan surga. Jika dia tak ramah di rumah tangganya di bumi, dia tak akan puas di surga, kecuali dia bisa berkuasa di sana. Kasih Kristus mesti mengendalikan hati kita, dan damai sejahtera dari Tuhan akan tinggal da-lam rumah-rumah kita. Carilah Tuhan dengan hati yang hancur dan penyesalan dosa, dan kamu akan dilembut-kan dengan belas kasihan pada saudara-saudaramu.”—The Review and Herald, February 21, 1888.
b. Sebutkan satu langkah dasar dalam menumbuhkan keramahan persaudaraan. Matius 6:12, 14, 15; Efesus 4:32.
“Kita minta agar belas kasihan Tuhan pada kita diukur oleh belas kasihan yang kita ulurkan pada orang-orang lain. Kristus menyatakan bahwa ini adalah aturan oleh mana Tuhan akan berperkara dengan kita. [Matius 6:14, 15 dibaca.] Syarat-syarat yang indah! Tapi betapa sedikit ini dimengerti dan diindahkan. Salah satu dosa yang paling biasa, dan salah satu dosa yang disertai dengan akibat-akibat yang paling jahat, adalah pemanjaan roh yang tidak mau mengampuni/memaafkan. Betapa banyak orang akan memanjakan kebencian atau balas dendam dan kemudian berlutut di hadapan Tuhan dan minta diampuni seperti mereka mengampuni orang lain. Tentu mereka tak bisa paham arti sebenarnya dari pentingnya doa ini atau mereka tak akan berani me-nyebutnya dari bibir mereka. Kita bergantung pada belas kasihan Tuhan yang mengampuni kita tiap hari dan tiap jam; jadi bagaimana bisa kita memanjakan kebencian dan kedengkian dan dendam pada sesama kita orang-orang berdosa! Jika, dalam semua pergaulan mereka tiap hari, orang-orang Kristen akan melaksanakan prinsip-prinsip dari do aini, maka betapa satu perubahan berbahagia yang diberkati akan dikerjakan dalam gereja dan dalam dunia ini! Ini akan menjadi kesaksian yang paling meyakinkan yang dapat diberikan kepada realita dari agama Alkitab.”—Testimonies for the Church, vol. 5, pp. 170, 171.
Selasa
16 Juli
3. MENGALAHKAN HALANGAN-HALANGAN PADA KERAMAHAN PERSAUDARAAN
a. Jelaskan keluasan dan kedalaman dari keramahan persaudaraan yang nyata. Roma 12:9, 10; Filipi 2:3.
“Paulus ingin kita dapat membedakan antara kasih yang murni, yang tak mementingkan diri yang digerakkan oleh roh Kristus, dan kasih yang berpura-pura, yang menipu, yang tak berarti yang merajalela di dunia ini. Kasih palsu ini telah menyesatkan banyak jiwa. Ini akan menghapuskan perbedaan antara yang benar dan yang salah, oleh setuju dengan si pelanggar hukum alih-alih dengan setia menunjukkan kesalahannya kepadanya. Tindakan demikian tak pernah bersemi dari persahabatan sejati. Roh oleh mana ia digerakkan hanya tinggal pada hati nafsu duniawi. Sementara orang Kristen akan selalu ramah, berbelas kasihan, dan pemaaf, dia tak bisa merasa harmonis dengan dosa. Dia akan membenci kejahatan dan berpegang pada apa yang baik, dengan mengorbankan pergaulan atau persahabatan dengan orang fasik. Roh Kristus akan memimpin kita untuk membenci dosa, se-mentara kita rela untuk membuat pengorbanan apapun untuk menyelamatkan orang berdosa.”—Testimonies for the Church, vol. 5, p. 171.
b. Apa yang sering menghalangi keramahan persaudaraan—dan bagaimana kita bisa dilepaskan dari jerat demikian? Lukas 6:45; Ibrani 12:15.
“Sindiran-sindiran dilemparkan dan kritik-kritik licik disampaikan pada satu sama lain, tapi pada waktu yang sama justru orang-orang yang melemparkan sindiran-sindiran dan kritik-kritik ini buta kepada kegaga-lan-kegagalan dari diri mereka sendiri.”—Ibid., vol. 4, p. 222.
“Fitnah (berbicara jahat tentang orang lain) adalah kutuk rangkap dua, yang jatuh lebih berat pada si pem-bicara daripada si pendengar. Dia yang menyebarkan benih-benih pertengkaran dan perselisihan menuai dalam jiwanya sendiri buah-buah yang mematikan. Betapa menderita hidupnya si penyebar fitnah, si tukang sang-ka-sangka jahat! . . .
“Dosa dari fitnah dimulai dengan memanjakan pikiran-pikiran jahat. Dusta termasuk tak murni dalam semua bentuknya. Satu pemikiran yang tak suci diperbolehkan, satu keinginan tak suci dimanjakan, dan jiwa dicemari, kejujurannya dikompromikan. . . . Jika kita tak mau berbuat dosa, kita mesti menghindarinya sejak awal sekali. Setiap emosi dan keinginan mesti dikendalikan oleh penalaran dan hati nurani. Setiap pemikiran yang tak suci mesti segera diusir. Pergilah ke kamarmu, hai para pengikut Kristus. Berdoalah dalam iman dan dengan segenap hati. Setan sedang berjaga-jaga untuk menjerat kakimu. Kamu mesti punya bantuan dari atas jika kamu mau lolos dari alat-alatnya Setan.”—Ibid., vol. 5, pp. 176, 177.
Rabu
17 Juli
4. BUKTI PASTI DARI PEMURIDAN
a. Sementara kasih dari banyak orang makin dingin, apa prinsip Alkitab yang kita sering lupakan? Ti-tus 3:2. Apa yang akan terjadi jika kita menghormatinya? Yohanes 13:35.
“Biarlah si ‘penuduh saudara-saudara’ memasuki hati salah satu dari orang-orang ini [yang seiman], men-gendalikan pikiran dan imajinasi, dan kecemburuan diciptakan, curiga dan iri hati dimanjakan; dan dia yang menganggap dirinya aman dalam kasih dan persahabatan dari saudaranya, menemukan dirinya tak dipercayai dan motif-motifnya dihakimi. Saudara yang palsu melupakan kekurangannya sendiri, melupakan kewajibannya untuk jangan berpikiran jahat dan berbicara jahat supaya dia tidak menghina Tuhan dan melukai Kristus dalam pribadi orang-orang kudusNya, dan setiap kekurangan yang dapat dipikirkan atau dibayangkan dikomentari secara tanpa belas kasihan, dan karakter dari seorang saudara digambarkan sebagai gelap dan dipertanyakan.
“Ada pengkhianatan kepercayaan suci. Hal-hal yang dibicarakan dalam kerahasiaan persaudaraan diulangi dan disalahgambarkan; dan tiap kata, tiap tindakan, bagaimanapun murni dan baiknya, diperiksa oleh kritikan dingin, cemburu dari mereka yang menganggap diri mereka terlalu mulia, terlalu terhormat untuk mengambil keuntungan terkecil dari pergaulan persahabatan atau kepercayaan persaudaraan. Hati tertutup pada belas kasi-han, keadilan, dan kasih Tuhan; dan roh dingin, mengejek, menghina yang Setan nyatakan kepada korbannya dinyatakan.
“Sang Juruselamat dunia ini telah diperlakukan demikian, dan kita terpapar pada pengaruh dari roh keben-cian/kedengkian yang sama. Waktunya telah tiba ketika tak aman untuk menaruh kepercayaan pada seorang te-man atau seorang saudara.
“Seperti pada zaman Kristus ada mata-mata pada jalanNya, begitu juga mereka ada pada jalan kita sekarang. Jika Setan bisa menggunakan yang mengaku para pemercaya untuk bertindak sebagai para penuduh saudara-saudara, maka dia sangat senang; karena mereka yang melakukan ini adalah benar-benar sedang mela-yani dia seperti Yudas ketika dia mengkhianati Kristus, walau mereka bisa sedang melakukan ini secara tidak tahu.”—The Review and Herald, June 3, 1884.
“Jika dosa ada jelas pada seorang saudara, jangan bicarakan itu pada orang lain, tapi dengan kasih pada jiwa saudara itu, dengan hati yang penuh belas kasihan, dengan pikiran yang penuh belas kasihan, katakan padanya kesalahannya, kemudian serahkan persoalan ini pada dia dan Tuhan. Kamu telah melakukan kewajibanmu. Kamu jangan menghakiminya.
“Sudah menjadi terlalu gampang urusan untuk mengendalikan seorang saudara, untuk mempersalahkan dia, dan menahannya di bawah hukuman. Ada semangat bagi Tuhan, tapi tanpa pengertian/pengetahuan yang benar. Jika masing-masing mau mengatur hatinya sendiri dengan tertib, ketika saudara-saudara berkumpul bersama maka kesaksian mereka akan siap dan datang dari jiwa sepenuhnya, dan banyak orang di sekitar mereka yang tak mempercayai kebenaran akan digerakkan. Penyataan Roh Tuhan akan mengatakan kepada hati mereka bah-wa kamu adalah anak-anak Tuhan.”—Testimonies for the Church, vol. 1, p. 165.
Kamis
18 Juli
5. SEPANJANG JALAN SAMPAI AKHIR
a. Apa permohonan kepada gereja sampai akhir waktu? Ibrani 13:1.
“Sebuah kasih dan kehendak baik yang hanya ada ketika cara-cara kita diakui oleh teman-teman kita sebagai cara-cara yang benar, adalah tak bernilai sejati, karena ini alami bagi hati yang tidak dibaharui. Mereka yang mengaku sebagai anak-anak Tuhan dan berjalan dalam terang tak boleh merasa tersinggung atau marah-marah ketika perjalanan mereka dihalangi.
“Kami mengasihi kebenaran dan rindu memajukan kebenaran. Kamu akan ditempatkan dalam berbagai keadaan untuk menguji dan membuktikan kamu. Kamu bisa mengembangkan satu karakter Kristen yang benar jika kamu mau patuh kepada disiplin. Kepentingan-kepentingan vitalmu sedang dipertaruhkan. Apa yang kamu sangat butuhkan adalah kesucian sejati dan roh pengorbanan diri. Kita bisa memperoleh pengetahuan akan kebenaran dan membaca rahasia-rahasia kebenaran yang paling tersembunyi, dan bahkan memberikan badan kita untuk dibakar demi kebenaran; namun jika kita tidak punya kasih sayang dan cinta kasih, maka kita seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. . . .
“Betapa sedikit kamu tahu tentang ujian hati dari jiwa-jiwa yang malang yang diikat dalam rantai kegelapan dan yang kurang keputusan dan kurang kekuatan moral. Berjuanglah untuk mengerti kelemahan orang-orang lain. Tolonglah yang membutuhkan, salibkan ego dirimu, dan biarkan Yesus memiliki jiwamu, agar kamu bisa melaksanakan prinsip-prinsip kebenaran dalam hidupmu sehari-hari. Kemudian kamu akan menjadi, seperti tak pernah sebelumnya, yaitu menjadi berkat di gereja dan jadi berkat kepada semua orang dengan siapa kamu berhubungan/berkontak.”—Testimonies for the Church, vol. 4, pp. 133, 134.
“Jika saudara-saudara dan saudari-saudari kita mau menjadi para penginjil bagi Tuhan, mengunjungi orang sakit dan menderita, dan bekerja dengan sabar dan ramah-tamah bagi orang bersalah—singkatnya, jika mereka mau meniru sang Patron—maka gereja akan punya kemakmuran di semua perbatasannya.”—Ibid., vol. 5, p. 176.
Jumat
19 Juli
PERTANYAAN ULANGAN PRIBADI
1. Terangkan apa yang orang-orang lain bisa pahami pada sikap dari orang yang mengasihi Tuhan.
2. Bagaimana saya bisa menumbuhkan perasaan keramahan persaudaraan yang lebih kuat dalam hati saya?
3. Di antara mereka yang saya kenal, pada siapa saya harus menunjukkan sikap yang lebih ramah?
4. Bagaimana saya bisa menyebut dosa dengan namanya yang sebenarnya namun menghindari roh menuduh?
5. Dalam pemikiran saya, mengapa saya condong kasar pada orang yang mungkin lemah?