Back to top

Sabbath Bible Lessons

Pelajaran dari Surat Petrus (Bagian 2)

 <<    >> 
Pelajaran 7 Sabat, 17 Agustus, 2024

Nubuatan demi Keuntungan Kita

AYAT HAFALAN: “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman nubuatan yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memper-hatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.” (2 Petrus 1:19).

“Dalam menerima pekabaran malaikat ketiga kita tidak mengindahkan cerita-cerita dongeng, tapi mengindahkan ‘firman nubuatan yang pasti.’ Kita sekarang sedang hidup dalam suasana terang sepenuhnya dari kebenaran Alkitab.”—Testimonies for the Church, vol. 4, p. 592.

Bacaan Dianjurkan:   Selected Messages, bk. 1, pp. 15–23. 

Minggu 11 Agustus

1. IMAN, BUKAN CERITA DONGENG

a. Mengapa Petrus mampu menegaskan keTuhanan Yesus Kristus? Matius 17:1–7.

“Di atas gunung masa depan kerajaan kemuliaan digambarkan dalam miniatur—Kristus sang Raja, Musa mewakili orang-orang kudus yang dibangkitkan dari kematian, dan Elia mewakili orang-orang suci yang di-angkat hidup-hidup tanpa merasai kematian.

“Murid-murid belum memahami peristiwa ini; tapi mereka bergembira karena sang Guru yang penyabar, yang lembut dan rendah hati, yang telah mengembara ke sana ke mari sebagai orang asing yang tak berdaya, di-hormati oleh orang-orang yang diperkenankan dari surga.”—The Desire of Ages, p. 422.

“Sepanjang malam telah dihabiskan di atas gunung; dan sementara matahari terbit, Yesus dan murid-muridnya menuruni lembah gunung. Diserap dalam pemikiran, murid-murid terpesona dan terdiam. Bahkan Petrus tak punya sepatah kata pun untuk diucapkan.”—Ibid., p. 426.

b. Apa yang Petrus sanggup menyatakan secara percaya diri—dan bagaimana kita harus, oleh iman, menggemakan teladannya yang gagah berani? 2 Petrus 1:16–18.

“Tiada dusta dari kebenaran. Jik kita mengikuti dengan licik dongeng-dongeng yang dirancang, kita bersatu dengan pasukan musuh melawan Bapa dan Kristus. . . .

“Setiap bentuk kejahatan sedang menunggu bagi satu kesempatan untuk menyerang kita. Pujian menjilat, penyuapan/penyogokan, bujukan, janji-janji jabatan tinggi, akan digunakan secara sangat tekun.

“Apa yang para pelayan Tuhan sedang lakukan untuk melindungi ‘Demikianlah firman Tuhan’ terhadap ke-jahatan ini?”—Selected Messages, bk. 1, p. 194.


Senin 12 Agustus

2. PENGARUH DARI NUBUATAN

a. Ketika kekacauan merajalela, untuk apa kita sangat bersyukur, seperti ditunjukkan pada bagaimana Kristus telah membawa harapan pada murid-murid yang kecewa di jalan menuju Emaus? Lukas 24:15–21, 27, 32; 2 Petrus 1:19.

“Hati murid-murid [pada perjalanan ke Emaus] terjamah. Iman dinyalakan. Mereka ‘lahir baru dalam harapan yang hidup’ bahkan sebelum Yesus menyatakan diriNya sendiri pada mereka. Adalah maksudNya untuk men-erangi pengertian mereka dan memusatkan iman mereka pada ‘firman nubuatan yang pasti.’ Dia ingin kebenaran berakar kuat dalam pikiran mereka, bukan hanya kerena itu didukung oleh kesaksianNya pribadi, tapi karena bukti yang tak dapat dipertanyakan yang disampaikan oleh lambang-lambang dan bayanangan-bayanagan dari hukum perlambang, dan oleh nubuatan-nubuatan dari Perjanjian Lama. Amat perlu bagi para pengikut Kristus untuk punya iman yang cerdas, bukan hanya untuk kepentingan mereka sendiri, tapi agar mereka bisa membawa pengetahuan tentang Kristus kepada dunia ini. Dan sebagai langkah paling pertama dalam memberikan penge-tahuan ini, Yesus mengarahkan murid-murid kepada “kitab Musa dan kitab semua nabi.’ Demikianlah kesaksian yang diberikan oleh Juruselamat yang telah bangkit tentang nilai dan pentingnya Kitab Suci Perjanjian La-ma.”—The Great Controversy, p. 349.

“Adalah rencananya [Tuhan] agar mereka yang adalah para partisipan dari keselamatan yang besar ini melalui Yesus Kristus harus menjadi misionaris-misionarisNya. . . . Banyak orang mesti diamarkan untuk bersiap bagi penghakiman mendatang. Kepada mereka yang sedang mendengarkan hanya cerita dongeng, Tuhan akan mem-berikan satu kesempatan untuk mendengarkan firman nubuatan yang pasti, kemana mereka alangkah baiknya jika mereka mengindahkannya sebagai terang yang bersinar dalam tempat yang gelap. Dia akan menyampaikan firman kebenaran yang pasti kepada pengertian dari semua orang yang mau mengindahkan; semua bisa mem-bandingkan kebenaran dengan dongeng-dongeng yang disampaikan pada mereka oleh orang-orang yang mengaku mengerti firman Tuhan dan layak menginstruksikan mereka yang dalam kegelapan.”—Testimonies for the Church, vol. 2, pp. 631, 632.

b. Sebutkan satu peringatan dari Paulus kepada Timotius yang sangat relevan hari ini. 1 Timotius 6:20, 21.

“Justru roh pemberhalaan kekafiran merajalela hari ini, walau di bawah pengaruh ilmu pengetahuan/sains dan pendidikan ia telah mengenakan bentuk yang lebih halus dan lebih menarik. Tiap hari makin bertambah bukti yang menyedihkan bahwa iman pada firman nubuatan yang pasti makin berkurang secara cepat, dan bahwa se-bagai gantinya tahyul dan sihir setaniah sedang menawan pikiran banyak orang.”—Ibid., vol. 5, p. 192.


Selasa 13 Agustus

3. SATU JANGKAR PADA JIWA

a. Bagaimana kita bisa memahami nubuatan asli sebagai satu jangkar, satu tiang dasar dalam iman orang Kristen? Amos 3:7; 2 Petrus 1:20, 21.

“Banyak, sangat banyak orang, yang mempertanyakan kejujuran dan kebenaran dari Alkitab. Penalaran manusia dan imajinasi hati manusia sedang merusak inspirai dari Firman Tuhan, dan apa yang harus diterima se-bagai pemberian, dikelilingi dengan kabut mistikisme/rahasia. Tiada apapun yang berdiri secara jelas dan tegas, di bawah batu. Inilah salah satu dari tanda-tanda yang menyolok pada hari-hari terakhir.”—Selected Messages, bk. 1, p. 15.

“Ada orang-orang yang berjuang untuk menjadi orisinal, yang merasa lebih bijaksana daripada apa yang ter-tulis, maka hikmat mereka adalah kebodohan. Mereka menemukan hal-hal luar biasa lebih dulu, ide-ide yang menyatakan bahwa mereka jauh di belakang dalam pemahaman pada kehendak ilahi dan maksud-maksud Tuhan. Dalam upaya untuk menjelaskan atau membuka rahasia-rahasia yang tersembunyi berabad-abad dari manusia fana, mereka seperti orang yang menggelepar dalam lumpur, tak mampu membebaskan dirinya sendiri dan na-mun mengatakan pada orang-orang lain bagaimana untuk keluar dari lumpur laut di mana mereka sendiri berada. Inilah gambaran yang cocok tentang orang-orang yang menempatkan diri mereka untuk memperbaiki kesala-han-kesalahan dari Alkitab. Tak seorangpun bisa memperbaiki Alkitab dengan menganjurkan apa yang Tuhan maksudkan untuk firmankan atau seharusnya akan firmankan.

“Sebagian orang memandang pada kita secara serius dan berucap, ‘Tidakkah kamu pikir bahwa bisa saja ada kesalahan dalam para penyalin atau dalam para penerjemah?’ Ini semua mungkin terjadi, dan pikiran yang sangat sempit sehingga ia akan ragu-ragu dan tersandung atas kemungkinan atau probabilitas ini akan menjadi siap ter-sandung atas rahasia-rahasia dari Firman Inspirasi, karena pikiran mereka yang lemah tidak bisa melihat melalui maksud-maksud Tuhan.”—Ibid., p. 16.

“Tuhan berbicara kepada manusia-manusia yang pembicaraannya tak sempurna, agar panca indranya yang merosot, pemahaman duniawinya, yang dungu, dari manusia-manusia duniawi bisa memahami firmanNya. Dengan demikian ditunjukkan kerendahan hati Tuhan. Dia menemui umat manusia yang telah jatuh di mana mereka berada. Alkitab, sempurna sebagaimana ia sempurna dalam kesederhanaannya, tidak menjawab pada ide-ide agung dari Tuhan; karena ide-ide yang tak terbatas tak bisa secara sempurna terkandung dalam alat-alat pemikiran yang terbatas. Alih-alih ekspresi-ekspresi dari Alkitab dilebih-lebihkan, seperti banyak orang anggap, ekspresi-ekspresi yang kuat roboh di hadapan keindahan pemikiran, walau para penulis telah memilih bahasa yang paling ekspresif melalui mana untuk menyampaikan kebenaran-kebenaran dari pendidikan yang lebih ting-gi.”—Ibid., p. 22.

“Ketika orang-orang ambil resiko untuk mengkritik Firman Tuhan, mereka berspekulasi pada daerah suci, kudus, dan lebih baik hormat dan gemetar dan menyembunyikan hikmat mereka sebagai kebodohan. Tuhan tid-ak menempatkan manusia untuk mengucapkan penghakiman pada FirmanNya, dengan memilih beberapa hal se-bagai diinspirasikan dan mendiskreditkan hal-hal lain sebagai tidak diinspirasikan.”—Ibid., p. 23.


Rabu 14 Agustus

4. PERSEDIAAN TUHAN BAGI ANAK-ANAKNYA

a. Terangkan situasi mengerikan yang biasa ditemukan pada hari ini—dan bagaimana kita harus menghadapinya. 2 Petrus 2:1–3; 1 Timotius 4:1, 2; Ulangan 6:24, 25.

“Tak pernah, tidak pernah ada suatu waktu ketika kebenaran akan lebih menderita dari disalahartikan, diremehkan/diabaikan, dicela melalui perdebatan-perdebatan yang menyimpang dari orang-orang pada hari-hari terakhir ini. Orang-orang telah membawa diri mereka dengan berbagai ajaran sesat yang mereka gambarkan se-bagai sabda dewa bagi umat. Umat terpesona dengan suatu hal baru, yang aneh, dan tidak bijaksana dalam pen-galaman untuk memahami karakter dari ide-ide yang orang-orang bisa rangkai sebagai sesuatu. Tapi untuk me-nyebutnya sesuatu yang berkonsekwensi besar dan menghubungkannya dengan sabda Tuhan tidak menjadikan itu kebenaran. . . .

“Kita harus mendengarkan suara Tuhan dari FirmanNya yang sudah dinyatakan, firman nubuatan pasti. Mereka yang akan membesarkan diri mereka sendiri dan berupaya untuk melakukan suatu hal yang luar biasa lebih baik datang pada pikiran yang sehat.”—The SDA Bible Commentary [E. G. White Comments], vol. 6, pp. 1064, 1065.

“Hukum Tuhan adalah pondasi/dasar dari semua reformasi yang abadi. Kita harus menyampaikan kepada dunia ini dalam garis-garis yang jelas, tegas perlunya mematuhi hukum ini, Ketaatan kepada hukum Tuhan ada-lah insentif terbesar untuk kerajinan, ekonomi/penghematan, kejujuran, dan perlakuan yang adil antara manusia dan manusia. . . .

“Mereka yang mendengarkan dengan rajin kepada suara Tuhan dan dengan gembira menuruti perintah-perintahNya akan berada di antara jumlah orang yang akan melihat Tuhan.”—Testimonies for the Church, vol. 8, p. 199.

b. Apa contoh-contoh dari Alkitab yang Petrus kutip untuk menunjukkan kebutuhan—dan kepas-tian—dari kemurahan kelepasan dari Tuhan bagi mereka yang mengasihi dan menghormatiNya? 2 Petrus 2:4–8.

“Umat Tuhan, yang diserang oleh kuasa penyesatan dan kebencian yang tak pernah tidur dari pangeran kegelapan, dan dalam konflik dengan semua kekuatan kejahatan, dijamin dengan penjagaan tiada henti dari para malaikat surgawi. Jaminan demikian diberikan bukan tanpa kebutuhan. Jika Tuhan telah memberikan kepada anak-anakNya janji kasih karunia dan perlindungan, itu karena ada agen-agen kejahatan yang kuat untuk dihadapi—agen-agen yang banyak sekali, yang bertekad, dan tak kenal lelah, yang dendamnya dan kuasanya tak seorangpun bisa secara aman tidak tahu atau tidak mengindahkannya.”—The Great Controversy, p. 513.


Kamis 15 Agustus

5. MENGHARGAI PENYELAMAT KITA

a. Apa penyelamatan yang paling bernilai yang Tuhan tawarkan pada kita? 2 Petrus 2:9 (paruh per-tama); 1 Korintus 10:13; Mazmur 50:15.

“Tuhan akan memelihara semua orang yang berjalan di jalan penurutan; tapi meninggalkan jalan penurutan berarti ambil resiko berjalan di daerahnya Setan. Di sana kita pasti akan jatuh. Juruselamat telah meminta kita, ‘Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.’ Markus 14:38. Medi-tasi/merenung dan berdoa akan menjaga kita dari terburu-buru tanpa diminta masuk ke dalam jalan yang berba-haya, dan dengan demikian kita akan diselamatkan dari banyak kekalahan.

“Namun kita tak boleh patah semangat ketika diserang oleh godaan. Sering ketika ditempatkan dalam satu situasi yang menguji kita meragukan bahwa Roh Tuhan sedang memimpin kita. Tapi adalah pimpinan RohNya yang telah membawa Yesus ke padang gurun untuk digoda oleh Setan. Ketika Tuhan membawa kita ke dalam ujian, Dia punya tujuan untuk diselesaikan demi kebaikan kita. Yesus tidak lancang menggunakan janji-janji Tuhan dengan pergi tanpa diminta ke dalam godaan, juga Dia tidak menyerah kepada kemurungan ketika go-daan datang kepadaNya. Kita juga harus demikian.”—The Desire of Ages, pp. 126–129.

“Godaan itu bukan dosa. Yesus adalah suci dan murni; namun Dia telah digoda dalam semua point seperti kita, tapi dengan suatu kekuatan dan kuasa yang manusia tidak akan pernah dipanggil untuk menanggungnya. Dalam perlawananNya yang penuh sukses Dia telah meninggalkan kita satu teladan cemerlang, agar kita harus mengikuti langkah-langkahNya. Jika kita percaya-diri atau merasa benar sendiri kita akan dibiarkan untuk jatuh di bawah kuasa godaan; tapi jika kita memandang pada Yesus dan percaya pada Dia maka kita memanggil un-tuk membantu kita satu kuasa yang telah menaklukkan musuh di medan perang, dan dengan setiap godaan Dia akan membuat satu jalan kelepasan. Ketika Setan datang seperti banjir bandang, kita mesti hadapi go-daan-godaannya dengan pedang Roh Kudus, dan Yesus akan menjadi penolong kita yang akan mengangkat bagi kita satu standard melawan dia. Bapa segala dusta goncang dan gemetar ketika kebenaran Tuhan, dalam kuasa menyala-nyala, dilemparkan pada wajahnya.”—Testimonies for the Church, vol. 5, p. 426.


Jumat 16 Agustus

PERTANYAAN ULANGAN PRIBADI

1. Bagaimana pengertian pada nubuatan Alkitab bisa menolong saya pada hari-hari yang akan datang?

2. Mengapa Yesus berbagi nubuatan pada murid-murid yang sedang ke Emaus?

3. Dalam cara-cara apa Setan berupaya merusak percaya kita pada Alkitab?

4. Mengapa sangat penting untuk berpegang secara teguh pada firman Inspirasi?

5. Ketika diserang oleh godaan, apa tindakan yang kita harus ingat untuk diambil?

 <<    >>