Minggu
21 Juli
1. DI ATAS DAN DI SEBERANG KECINTAAN ALAMI
a. Mengapa karitas/kasih hanya disebutkan setelah kasih persaudaraan? 2 Petrus 1:7 (bagian akhir); Roma 5:7, 8; Yakobus 3:17.
“Kita mesti mengasihi orang-orang demi kepentingan Kristus. Gampang bagi hati alami untuk mengasihi sedikit orang yang kamu favoritkan, dan hanya mengasihi sedikit orang yang kamu khususkan ini; tapi Kristus meminta kita untuk saling mengasihi satu sama lain seperti Dia telah mengasihi kita semua.”—Testimonies to Ministers, p. 156.
b. Apa yang Yesus tautkan dengan kesempurnaan? Matius 5:43–48; Lukas 6:36; Kolose 3:14.
“Banyak orang terpesona oleh kemurnian dan wibawa moral dari Juruselamat kita, sementara kasihNya yang tak mementingkan diri dan kemurahan hatiNya yang lembut memenangkan hati mereka. Dia adalah pen-jelmaan/perwujudan dari kesempurnaan.”—Gospel Workers, p. 73. [1892 edition.]
“Jangan manjakan perasaan keunggulan angkuh kamu, berpikir bahwa dirimu sendiri lebih baik daripada orang-orang lain. ‘Biarlah dia yang berpikir bahwa dia berdiri teguh berhati-hati supaya dia tidak jatuh.’ Damai dan ketenangan akan datang kepadamu sementara kamu membawa kehendakmu dalam kepatuhan kepada ke-hendak Kristus. Kemudian kasih Kristus akan berkuasa dalam hatimu.”—Messages to Young People, p. 73.
Senin
22 Juli
2. SIKAP SURGAWI DIKARUNIAKAN
a. Jelaskan kedalaman sikap orang Kristen asli kepada orang-orang lain. Mazmur 101:2; Filipi 2:1–4.
“Sifat terburu-buru, gampang bangkit amarahnya akan dilembutkan dan ditaklukkan oleh minyak kasih karunia Kristus. Perasaan akan dosa-dosa yang sudah diampuni akan membawa itu damai sejahtera yang melampaui semua pengertian. Akan ada perjuangan yang sungguh-sungguh untuk mengalahkan semua yang berlawanan dengan kesempurnaan orang Kristen. Pertengkaran akan sirna. Dia yang dulunya suka mencari salah pada orang-orang di sekitarnya akan melihat bahwa kesalahan-kesalahan yang jauh lebih besar ada dalam karak-ternya sendiri.”—Messages to Young People, p. 73.
b. Hanya dengan bagaimanakah sikap jenis yang dijelaskan di atas bisa tinggal dalam hati mas-ing-masing kita? Filipi 2:5–8; 1 Korintus 2:16.
“Adalah cinta diri yang merusak damai sejahtera kita. Sementara diri masih hidup seluruhnya, kita berdiri siap secara terus-menerus untuk menjaganya dari sakit hati dan penghinaan; tapi ketika cinta diri kita mati, dan hidup kita tersembunyi dengan Kristus dalam Bapa, kita tak akan ambil hati pada pengabaian atau sikap yang meremehkan atau sikap yang kurang sopan. Kita akan tuli kepada celaan/umpatan dan buta kepada caci maki dan hinaan. . . .
“Damai dari Kristus adalah damai yang terus-menerus dan tinggal terus. DamaiNya tak tergantung pada keadaan kehidupan apapun, pada jumlah harta duniawi atau jumlah teman-teman duniawi. Kristus adalah sum-ber air hidup, dan kebahagiaan yang didapat dari Dia tak pernah bisa gagal.
“Kelembutan dari Kristus, yang dinyatakan dalam rumah tangga, akan membuat para anggota rumah tangga berbahagia; ia tidak membangkitkan pertengkaran, tidak memberikan kembali jawaban yang marah-marah, tapi melembutkan amarah yang tergesek dan menyebarkan kelembutan yang dirasakan oleh semua di dalam ling-karan bahagianya. Dimana saja dihargai, damai dari Yesus ini membuat keluarga-keluarga di bumi menjadi ba-gian dari satu keluarga besar di atas.
“Akan jauh lebih baik bagi kita untuk menderita karena tuduhan palsu dari pada menimpakan pada diri kita sendiri siksaan pembalasan dendam pada musuh-musuh kita. Roh kebencian dan balas dendam berasal dari Setan, dan hanya bisa membawa kejahatan kepada dia yang memanjakannya. Kelembutan hati, itu kerendahan hati yang adalah buah dari tinggalnya Kristus, adalah rahasia berkat sejati. ‘Dia akan memperindah yang lembut hati dengan keselamatan.’ ”—Thoughts From the Mount of Blessing (Khotbah Di Atas Bukit), pp. 16, 17.
Selasa
23 Juli
3. KARITAS/KASIH: YANG ASLI VS. PALSU
a. Terangkan karitas/kasih yang sebenarnya yang Tuhan siap berikan pada semua yang sungguh akan serius memegangnya—benar-benar menghargainya. Matius 5:6; 1 Korintus 13:4–8.
“Agar gereja ini makmur mesti ada satu upaya yang rajin di pihak para anggota gereja untuk menghargai tanaman kasih berharga ini. Biarlah tanaman kasih itu punya tiap keuntungan agar ia bisa berbunga dalam hati. Tiap orang Kristen asli akan mengembangkan dalam hidupnya ciri-ciri khas dari kasih ilahi ini; dia akan menya-takan roh panjang sabar, roh kebajikan, dan merdeka dari iri hati dan cemburu. Karakter ini yang dikembangkan dalam perkataan dan tindakan yang tidak akan serang balik dengan kasar, dan tidak akan tak bisa didekati, dingin, dan tak peduli pada kepentingan orang lain. Orang yang menumbuhkan tanaman kasih yang berharga ini akan menyangkal diri rohnya, dan tak akan kehilangan kendali diri bahkan di bawah provokasi/hasutan. Dia tidak akan memberikan motif-motif yang salah dan niat-niat yang jahat pada orang-orang lain, tapi akan me-rasakan secara mendalam atas dosa ketika ditemukan pada siapapun dari murid-murid Kristus.
“Kasih tidak memuji/membanggakan dirinya sendiri. Ia adalah elemen yang rendah hati; ia tak pernah menggerakkan orang untuk bersombong, untuk mengangkat dirinya sendiri. Kasih pada Tuhan dan pada sesama kita manusia tidak akan dinyatakan dalam tindakan-tindakan yang tergesa-gesa juga tak akan memimpin kita untuk menjadi suka memaksa, mencari-cari salah, atau bersikap dictator. Kasih tidak akan membusungkan dada. Hati dimana kasih tinggal akan dibimbing untuk berlaku lembut, sopan, berbelas kasihan kepada orang lain; apakah mereka menyukai kita atau tidak, apakah mereka menghormati kita atau menghina kita. Kasih adalah sa-tu prinsip yang aktif; ia menjaga kebaikan orang lain secara terus-menerus di hadapan kita, jadi mengekang kita dari tindakan-tindakan yang tanpa pertimbangan supaya kita tidak gagal dari sasaran kita untuk memenangkan jiwa kepada Kristus. Kasih tidak mencari kepentingannya sendiri. Kasih tidak akan menggerakkan orang untuk mencari kemudahannya sendiri dan pemanjaan dirinya sendiri. Adalah penghormatan yang kita berikan kepada Saya/Aku yang begitu sering menghalangi pertumbuhan kasih ini.”—Testimonies for the Church, vol. 5, pp. 123, 124.
b. Bagaimana kita diamarkan terhadap karitas/kasih palsu? Yakobus 2:19; Yudas 11–13.
“Saudara Ketua B-----t kelihatannya orang yang amat suci. Dia banyak bicara tentang kasih. Berbicara ten-tang iman dia berkata, ‘Semua yang kita harus lakukan adalah percaya, kemudian apapun yang kita minta pada Tuhan akan diberikan.’ Sdr. White menjawab, ‘Berkat-berkat yang dijanjikan bersyarat. Yohanes 15:7: Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Teori kamu tentang iman adalah kosong seperti tong tepung yang kosong. Dan mengenai kasih asli, dia/EGW adalah orang yang sangat halus, tak pernah melangkah keluar dari jalan kebenaran Alkitab.’ ”—Spiritual Gifts, vol. 2, pp. 46, 47.
Rabu
24 Juli
4. SEBUAH HAL PENTING
a. Bagaimana pentingkah bagi kita untuk berlimpah dalam semua kebaikan orang Kristen yang ter-daftar sebagai langkah-langkah dalam tangganya Petrus? 2 Petrus 1:8.
“Biarlah kebaikan-kebaikan orang Kristen ada dan berlimpah pada kamu. Berikan pada Juruselamatmu kecintaanmu yang terbaik dan tersuci. Berikan penurutan menyeluruh pada kehendakNya. Dia tidak akan menerima yang kurang dari ini. Jangan digoyahkan dari keteguhanmu oleh ejekan dan olokan dari mereka yang pikirannya diberikan pada kesia-siaan. Ikuti Juruselamatmu melalui laporan baik juga laporan jahat; hitung itu semua kegembiraan, dan kehormatan suci, untuk memikul salib Kristus. Yesus mengasihimu. Dia telah mati demi kamu. Kecuali kamu berusaha untuk melayani Dia dengan kecintaanmu yang tak terbagi, kamu akan gagal untuk menyempurnakan kesucian dalam hormat akan Dia, dan kamu akan didesak untuk akhirnya mendengar-kan kata mengerikan, Enyahlah.”—Testimonies for the Church, vol. 2, p. 237.
b. Dalam dunia yang penuh stress hari ini, apa yang kita sering abaikan? Kidung Agung 2:15.
“Kamu tertekan dengan kekhawatiran, beban, dan kewajiban-kewajiban mendesak; tapi lebih besar tekanan padamu, dan lebih berat beban yang kamu harus tanggung, lebih besar kebutuhanmu pada bantuan ilahi. Yesus akan menjadi penolongmu. Kamu perlu secara terus-menerus terang kehidupan untuk menerangi jalanmu sendiri, dan kemudian sinar-sinar terang ilahinya akan memantul pada orang-orang lain. Pekerjaan Tuhan adalah sem-purna seluruhnya, karena sempurna dalam semua bagiannya. Adalah perhatian secara sadar dan serius pada apa yang dunia sebut hal-hal kecil yang membuat keindahan agung dan sukses dalam kehidupan. Per-buatan-perbuatan kasih/kebajikan yang kecil-kecilan, sedikit kata-kata ramah, sedikit tindakan penyangkalan diri, kesempatan-kesempatan kecil yang digunakan secara bijaksana, rajin mengembangkan talenta-talenta yang kecil, menjadikan orang-orang hebat di mata Tuhan. Jika hal-hal kecil ini secara setia diperhatikan, jika ke-baikan-kebaikan ini ada padamu, dan berlimpah ruah, ini semua akan membuatmu menjadi sempurna dalam se-tiap pekerjaan yang baik.
“Tak cukup untuk rela memberi secara berlimpah hartamu untuk pekerjaan Tuhan. Dia meminta pengabdian yang tanpa reserve/cadangan dari semua kekuatanmu. Menahannya pada dirimu sendiri telah menjadi kesalahan dalam hidupmu. Kamu mungkin berpikir bahwa adalah sangat sulit dalam posisimu untuk mempertahankan hubungan yang erat dengan Tuhan, tapi pekerjaanmu akan menjadi sepuluh kali lebih sulit jika kamu gagal melakukan ini. . . .
“Tuhan meminta pengabdian yang komplit dan menyeluruh, dan apapun yang kurang dari ini Dia tidak akan terima. Makin sulit posisimu maka kamu makin perlu Yesus.”—Ibid., vol. 4, pp. 543, 544.
Kamis
25 Juli
5. KELUPAAN YANG BERBAHAYA = KEBUTAAN
a. Jika kita kurang dalam salah satu kebaikan orang Kristen, apa yang telah terjadi? 2 Petrus 1:9; Wahyu 2:4.
“Dia yang tidak mendaki tangga kemajuan dan menambahkan kebaikan dengan kebaikan ‘adalah buta, dan tidak bisa melihat jauh ke depan.’Dia gagal untuk memahami bahwa tanpa mengambil langkah-langkah kema-juan ini dalam menaiki anak tangga demi anak tangga, dalam bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam penge-tahuan tentang Tuhan kita Yesus Kristus, dia sedang tidak menempatkan posisinya dimana terang dari Tuhan yang di atas tangga ini dipantulkan pada dia. Sementara dia tidak menambahkan kasih karunia dengan kasih karunia, dia telah melupakan tuntutan Tuhan padanya, dan bahwa dia akan menerima pengampunan dosa me-lalui penurutan kepada persyaratan Tuhan. Dia ada dalam posisi sebagai orang berdosa di hadapan Tuhan. Jika dia punya kebaikan-kebaikan Kristus maka dia akan menggunakannya dan menambahkannya, tapi jika dia tidak menghasilkan buah dalam perbuatan-perbuatan baik untuk kemuliaan Tuhan maka dia tinggal dalam keadaan kebutaan dan kebodohan, pemanjaan diri, dan dosa. Dia ‘tidak bisa melihat jauh ke depan.’ Matanya dipusatkan di muka bumi, bukan pada Tuhan yang di atas tangga ini.
“Golongan ini mungkin punya keuntungan duniawi tapi tak punya pemahaman pada kesem-patan-kesempatan istimewa dan berkat-berkat dari hidup dalam terang yang bersinar dari Tuhan yang di atas tangga ini. Mereka tak tahu hal-hal yang membuat mereka damai sejahtera. Mereka tidak bisa melihat ke belakang dengan mata rohani yang jelas, karena mereka tidak melihat hal-hal dalam terang surga. Mereka pernah menikmati kasih Tuhan; mereka pernah bertobat dari dosa-dosa mereka dan terdaftar menjadi para pelayan Ye-sus Kristus, tapi mereka melupakan semua janji yang mereka buat pada Tuhan saat baptisan—semua kewajiban khidmat yang dikenakan pada mereka untuk mencari kemuliaan, kehormatan dan hidup yang kekal.”—Manuscript Releases, vol. 19, pp. 350, 351.
Jumat
26 Juli
PERTANYAAN ULANGAN PRIBADI
1. Kenapa dan dalam situasi-situasi jenis apakah saya berada dalam bahaya menjadi memihak yang tidak adil?
2. Di bawah kondisi-kondisi jenis apakah roh murah hati/dermawan/sosial saya condong gagal?
3. Bagaimana kita bisa membedakan antara karitas/kasih asli vs. kasih palsu?
4. Apa sikap-sikap dermawan kecil-kecilan yang saya condong abaikan?
5. Mengapa saya masih gagal di bidang karitas/kasih amal—dan kenapa soal ini amat penting?